DENPASAR, Denting.Id – Pendakwah Maulana Habiburrahman, yang lebih dikenal sebagai Gus Miftah, menuai kontroversi setelah video dirinya mengolok-olok seorang penjual es teh viral di media sosial. Dalam potongan video tersebut, Gus Miftah terlihat menyebut penjual itu dengan kata “goblok” saat meminta penjual untuk segera menjual dagangannya.
“Es teh kamu masih banyak nggak? Masih? Ya udah dijual lah, goblok,” ucapnya dalam video yang direspons dengan tawa oleh beberapa orang di sekitarnya. Di sisi lain, penjual es yang belakangan diketahui bernama Sunhaji hanya terdiam sambil membawa nampan dagangannya. Kejadian tersebut berlangsung dalam acara selawatan di Lapangan Soepardi, Sawitan, Kabupaten Magelang, pada Rabu (20/11).
Potongan video itu memicu kecaman netizen yang menilai candaan Gus Miftah berlebihan. Selain komentar pedas, netizen juga membagikan meme yang menyuarakan empati terhadap Sunhaji. Akibat kritik yang meluas, Gus Miftah segera mengunggah video permintaan maaf.
Permintaan Maaf dan Teguran Seskab
Dalam video yang diunggah pada Rabu (4/12), Gus Miftah mengakui kekhilafannya dan meminta maaf secara tulus. Ia juga mengungkapkan bahwa dirinya telah ditegur oleh Sekretaris Kabinet (Seskab) Mayor Teddy.
“Pertama, dengan kerendahan hati, saya meminta maaf atas kekhilafan saya. Saya memang sering bercanda dengan siapapun, tetapi kali ini mungkin candaan saya salah,” ujar Gus Miftah.
Tidak hanya melalui video, Gus Miftah juga mendatangi rumah Sunhaji di Dusun Gesari, Desa Banyusari, Kecamatan Grabag, Magelang, pada Kamis (5/12). Dalam pertemuan yang juga dihadiri aparat kelurahan dan kecamatan, Gus Miftah meminta maaf secara langsung dan merencanakan pengajian di rumah Sunhaji.
“Yang saat itu niatnya guyon, tetapi malah disalahpahami. Apapun itu, saya minta maaf sama Kang Sunhaji. Niatnya bercanda, malah jadi kebablasan,” ungkapnya.
Majelis Ulama Indonesia (MUI) turut memberikan tanggapan. Sekjen MUI Buya Amirsyah Tambunan mengingatkan Gus Miftah untuk lebih berhati-hati, mengingat posisinya sebagai Utusan Khusus Presiden Bidang Kerukunan Beragama dan Pembinaan Sarana Keagamaan.
“Sebagai utusan khusus, Gus Miftah harus menjaga perilakunya agar tetap santun. Permintaan maafnya harus sungguh-sungguh, dan candaannya di masa depan harus lebih humanis serta elegan,” tegas Amirsyah.
Ia juga mengingatkan pentingnya sosialisasi nilai-nilai kerukunan beragama yang santun, sesuai dengan karakter masyarakat Indonesia yang dikenal rukun dan beradab.