MOSKOW (Denting.id) — Kementerian Luar Negeri Rusia mengumumkan pada Minggu (8/12) bahwa Presiden Suriah Bashar al-Assad telah mengundurkan diri dan meninggalkan negaranya. Assad juga memberikan perintah agar proses serah terima kekuasaan dilakukan secara damai.
Dalam pernyataannya, kementerian tidak memberikan rincian mengenai keberadaan Assad saat ini. Rusia menegaskan bahwa mereka tidak terlibat dalam negosiasi yang mengarah pada keputusan tersebut.
“Sebagai hasil dari negosiasi antara B. Assad dan sejumlah pihak yang terlibat dalam konflik bersenjata di Republik Arab Suriah, ia memutuskan untuk mengundurkan diri dari jabatan presiden dan meninggalkan negara itu, sambil memberikan instruksi untuk pengalihan kekuasaan secara damai. Rusia tidak ikut dalam negosiasi ini,” demikian pernyataan dari Kementerian Luar Negeri Rusia.
Moskow mengungkapkan kekhawatirannya terhadap perkembangan situasi di Suriah dan mendesak semua pihak untuk menahan diri dari kekerasan.
Baca juga : Presiden Bashar Al-Assad Kabur ke Moskow Setelah Digulingkan Pemberontak
“Kami mendesak semua pihak yang terlibat untuk menahan diri dari penggunaan kekerasan dan menyelesaikan semua masalah pemerintahan melalui cara politik,” tegas kementerian tersebut.
Sebagai salah satu pendukung utama pemerintah Assad, Rusia menyatakan bahwa pihaknya tetap berkomunikasi dengan berbagai kelompok oposisi di Suriah. Pernyataan itu juga menyebutkan bahwa meskipun pangkalan militer Rusia di Suriah telah disiagakan, hingga saat ini tidak ada ancaman serius yang terdeteksi terhadap fasilitas tersebut.
Perkembangan ini menandai titik balik dalam konflik yang telah berlangsung selama lebih dari satu dekade di Suriah, yang melibatkan berbagai faksi bersenjata dan intervensi kekuatan asing. Keputusan Assad untuk mundur secara damai memberikan harapan baru bagi proses penyelesaian konflik melalui jalur politik.
