BOGOR, Denting.id – Balai Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS) Bogor resmi menutup jalur pendakian Gunung Salak sejak 7 Desember 2024 hingga batas waktu yang belum ditentukan. Penutupan ini dilakukan sebagai respons atas kondisi cuaca ekstrem yang melanda wilayah Bogor dan sekitarnya.
Kepala Seksi Pengelolaan Taman Nasional Wilayah Bogor, Dudi Mulyadi, menjelaskan bahwa langkah ini bertujuan untuk mengantisipasi potensi bencana hidrometeorologi seperti banjir, angin kencang, dan tanah longsor yang dapat mengancam keselamatan para pendaki.
Baca juga : Jadwal Timnas Indonesia vs Laos 12 Desember 2024, Tonton Siaran Langsung di RCTI dan GTV
Baca juga : 15 Orang Terluka, 1.800 Warga Kehilangan Tempat Tinggal. Akibat Kebakaran Kemayoran
“Mengingat kondisi cuaca ekstrem akhir-akhir ini, kami khawatir terjadinya banjir besar, angin kencang, dan tanah longsor. Penutupan ini dilakukan demi mencegah hal-hal yang tidak diinginkan selama pendakian Gunung Salak,” ujar Dudi pada Rabu (11/12).
Penutupan jalur pendakian mencakup beberapa pintu masuk utama, yaitu Cidahu, Pasir Reungit, Cimelati, dan Ajisaka Tamansari. Dudi
berharap kebijakan ini dapat meminimalkan risiko kecelakaan atau pendaki tersesat di kawasan TNGHS.
Selain itu, Dudi menambahkan bahwa penutupan ini juga menjadi bagian dari upaya pemulihan ekosistem kawasan Gunung Salak. “Selain faktor cuaca ekstrem, kami juga memanfaatkan momen ini untuk melakukan pemulihan ekosistem di sekitar jalur pendakian,” jelasnya.
Baca juga : Ledakan Gas di Spa Winners Bulungan, Pengunjung Panik hingga Lari
Meski jalur pendakian ditutup, aktivitas wisata terbatas di kawasan TNGHS masih diizinkan dengan pengawasan ketat. Kunjungan ke obyek wisata hanya diperbolehkan pada area yang mudah dijangkau, dan waktu kunjungan disesuaikan dengan kondisi cuaca.
Dengan langkah ini, Balai TNGHS berharap dapat menjaga keselamatan pengunjung sekaligus melindungi ekosistem kawasan dari kerusakan lebih lanjut.