Jakarta.Denting.id – Rencana pemerintah untuk menutup Stasiun Karet menuai protes dari sejumlah pengguna KRL Commuter Line. Penutupan stasiun yang terletak di Jakarta Pusat itu dinilai akan menyulitkan mobilitas pekerja yang selama ini mengandalkan akses Stasiun Karet untuk menuju kawasan Karet Tengsin, Mega Kuningan, dan Sudirman.
Luke (27), seorang karyawan swasta yang setiap hari turun di Stasiun Karet, menyebut kebijakan ini tidak tepat. Menurutnya, lokasi strategis Stasiun Karet memungkinkan pekerja berjalan kaki ke kantor tanpa harus bergantung pada moda transportasi tambahan.
“Stasiun Karet benar-benar jadi andalan banyak orang. Kalau ditutup, itu awal kesengsaraan banyak pekerja,” ujar Luke, Jumat (3/1/2025).
Aisar Khaled Dikecam Netizen Usai Pamer Liburan Di Bali Dengan Jennifer Coppen
Alternatif yang Tidak Memadai
Luke menjelaskan bahwa alternatif yang disarankan, seperti Stasiun Sudirman Baru BNI City, tidak ideal karena jaraknya lebih jauh, yakni lebih dari satu kilometer dari kantornya. Selain itu, trotoar di jalur tersebut dinilai tidak memadai, sehingga menambah risiko bagi pejalan kaki.
“Pilihan lain seperti naik Jak Lingko dari Stasiun Tebet juga tidak praktis. Penumpukan penumpang pasti terjadi, ditambah kemacetan di kawasan Kuningan dan Karet Tengsin,” tambahnya.
Senada dengan Luke, Wibi Pangestu Pratama, seorang pengguna rutin Stasiun Karet, mempertanyakan keputusan menutup stasiun tersebut. Menurutnya, Stasiun Sudirman Baru BNI City yang jaraknya terlalu dekat dengan Sudirman dan Stasiun Karet justru membuat layanan tumpang tindih.
“Kenapa harus mempertahankan BNI City? Padahal pengguna KRL lebih banyak yang mengakses Stasiun Karet dan Sudirman,” ujar Wibi.
Saran untuk Pemerintah dan KAI
Wibi menilai pemerintah dan PT KAI perlu lebih memahami kebutuhan penumpang sebelum mengambil kebijakan. Ia menyarankan agar para pejabat mencoba langsung menggunakan transportasi umum di jam padat tanpa fasilitas khusus untuk memahami situasi di lapangan.
“Kalau mereka pakai transportasi umum di jam sibuk, mereka akan tahu apa yang benar-benar dibutuhkan penumpang,” katanya.
Harga Emas Antam Turun Rp4.000 Per Gram, Ini Daftar Terbarunya
Alasan Penutupan Stasiun Karet
Menteri BUMN Erick Thohir sebelumnya menyatakan bahwa penutupan Stasiun Karet bertujuan untuk optimalisasi ekosistem perkeretaapian. Sementara itu, Direktur Pengembangan Usaha dan Kelembagaan PT KAI, Rudi As Aturridha, menyebut jarak antara Stasiun Karet dan BNI City yang terlalu dekat sebagai alasan utama penutupan.
“Kalau mau ke Karet, tinggal jalan saja dari BNI City. Kami sudah buat selasar penghubung untuk memudahkan akses,” kata Rudi.
Penutupan Stasiun Karet dijadwalkan menunggu penerapan Grafik Perjalanan Kereta Api (Gapeka) 2025. Namun, protes dari pengguna KRL menunjukkan bahwa kebijakan ini memerlukan kajian lebih lanjut agar tidak mengorbankan kenyamanan dan efisiensi mobilitas pekerja di Jakarta.