Bogor, Denting.id – Sebuah kabar mengejutkan viral di media sosial terkait dugaan pungutan liar (pungli) di SMA Negeri 2 Cileungsi. Pihak sekolah dituding meminta orang tua murid untuk menyumbang sebesar Rp2.650.000 per tahun, dengan rincian dana tersebut digunakan untuk berbagai keperluan, termasuk menyediakan makan siang gratis untuk para guru.
Baca juga : Pemkab Bogor Siapkan Bus Rute Cibinong-Puncak, Dukung Penataan Kawasan Wisata
Ratusan orang tua murid, merasa keberatan atas permintaan tersebut, dengan sebanyak 387 orang tua yang melayangkan protes kepada pihak sekolah. Salah satunya, Marlon Sirait, seorang orang tua murid yang merasa kecewa dan terkejut setelah mengetahui bahwa anaknya diminta untuk turut serta dalam pembayaran makan siang guru.
Marlon mengungkapkan kekecewaannya, terutama karena kebijakan sekolah yang tidak sejalan dengan program pemerintah yang memberikan makan siang gratis kepada siswa. “Sementara pemerintah sudah mengalokasikan dana untuk memberikan makan siang gratis bagi anak-anak kami, pihak sekolah malah meminta sumbangan untuk memberikan makan siang gratis kepada guru,” ujar Marlon.
Isu ini pertama kali mencuat setelah politisi asal Bogor, Ronald Aristone Sinaga, atau yang biasa disapa Bro Ron, mengunggah tangkapan layar berisi rincian sumbangan yang diminta sekolah dalam akun Instagram-nya pada 4 Januari 2025. Dalam unggahannya, Bro Ron membagikan aduan dari netizen yang mengeluhkan pungutan tersebut, termasuk biaya makan guru yang dibebankan kepada para murid.
“Gilak, uang makan guru setahun ditanggung siswa?” ujar Bro Ron melalui unggahan di Instagram-nya, yang segera viral dan mendapat perhatian publik.
Baca juga : Viral Gerombolan Remaja Bermotor di Bojonggede Bogor Diduga Akan Tawuran, Ternyata Ini Kata Polisi
Rincian penggunaan dana sumbangan yang dibagikan netizen menunjukkan beberapa item yang memicu kontroversi, antara lain:
Pembelian dan pemasangan AC di kelas: Rp368.000.000
Honor guru, tenaga kependidikan (TU), dan sekuriti: Rp132.000.000
Konsumsi makan siang guru dan TU (66 orang): Rp120.000.000
Biaya transportasi dinas: Rp12.000.000
Marlon, yang juga memperlihatkan kekecewaannya dalam tayangan YouTube SCTV, mengungkapkan bahwa dirinya dan orang tua lainnya merasa terpaksa membayar untuk kebutuhan yang seharusnya tidak menjadi tanggung jawab mereka, apalagi dengan adanya program pemerintah yang sudah memberikan makan siang gratis untuk siswa.
Kasus ini terus bergulir di media sosial, memicu diskusi publik tentang transparansi dan keadilan dalam pengelolaan dana sekolah. Sebagian besar orang tua berharap agar pihak berwenang segera melakukan investigasi terkait dugaan pungutan liar ini.