Denting.id -Maumere, NTT – Kasus perselingkuhan seorang guru honorer di SMA Negeri Kangae, Kabupaten Sikka, NTT, menjadi viral di media sosial. Guru tersebut, yang baru saja lulus seleksi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK), diduga hamil akibat hubungan gelap dengan pria lain.
Kasus ini diungkapkan langsung oleh suami sang guru, Fitalis Moa, yang merasa kecewa dengan perbuatan istrinya. Ia menganggap tindakan tersebut mencoreng martabat dunia pendidikan. Tidak hanya itu, Fitalis melayangkan surat resmi kepada Kepala SMA Negeri Kangae. Surat tersebut juga ditembuskan ke sejumlah pihak terkait, termasuk Pengawas Pembina SMA Negeri Kangae, Koordinator Pengawas Dikmen Sikka, serta Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi NTT.
Viral, Kereta Api Gagal Masuk Terowongan Di Silo Jember Karena Ukuran Terlalu Besar
“Sebagai seorang pendidik, tindakan seperti ini bisa memberi dampak buruk bagi dunia pendidikan,” ungkap Fitalis dalam pernyataannya.
Viral di Media Sosial
Kabar ini menyebar dengan cepat setelah diunggah oleh akun Instagram @ntt.update pada Senin (13/1/2025). Berita ini mengundang berbagai respons dari warganet yang mengecam tindakan tersebut.
Komentar seperti “Tuhan paling tidak suka yang begini ni” dan “Padahal mereka terlihat seperti orang baik” menjadi cerminan kekecewaan publik. Beberapa pengguna juga mengaitkan kejadian ini dengan lemahnya hubungan pernikahan jarak jauh (LDR) dan kurangnya komunikasi dalam rumah tangga.
Sanksi dan Tanggapan
Hingga saat ini, pihak sekolah dan Dinas Pendidikan NTT belum memberikan pernyataan resmi terkait dugaan ini. Namun, jika terbukti benar, guru tersebut kemungkinan besar akan menghadapi sanksi berat, baik secara profesional maupun administratif.
Kerusuhan Dua Kubu Suporter Di Tol Jagorawi, Lalu Lintas Macet 6 KM
Dugaan perselingkuhan ini tidak hanya menjadi pukulan bagi keluarga korban tetapi juga menyoroti pentingnya etika dan tanggung jawab moral bagi para pendidik yang menjadi panutan masyarakat.
Kasus ini masih dalam tahap penanganan oleh pihak terkait. Masyarakat berharap ada penyelesaian yang adil dan tegas untuk menjaga citra pendidikan di NTT.