Seorang Bayi Meninggal Dunia, Akibat Menangis Selama 2 Jam

Jakarta, Denting.id – Sebuah video yang viral di media sosial memperlihatkan seorang bayi yang meninggal dunia setelah menangis selama dua jam. Insiden tragis ini dikaitkan dengan metode sleep training yang diterapkan oleh orang tua bayi tersebut.

Baca juga : Bentrok Dua Kubu Suporter di Rest Area Tol Jagorawi Picu Kemacetan hingga 6 Km

Video yang beredar menunjukkan momen dramatis tersebut melalui rekaman CCTV yang tampaknya diambil sekitar tahun 2020. Dalam video tersebut, bayi malang itu terlihat menangis lama sebelum akhirnya berbaring dalam posisi tengkurap. Meski belum ada konfirmasi mengenai sumber asli video ini, insiden serupa pernah terjadi di China pada tahun yang sama, melibatkan seorang bayi berusia 4 bulan. Pada waktu itu, Lembaga pengawas Shanghai melakukan penyelidikan terhadap sebuah perusahaan yang diduga terlibat dalam kematian bayi berusia 3 bulan tersebut.

Berdasarkan laporan Global Times, insiden di China terjadi ketika ibu bayi tersebut mencoba mengajarkan anaknya tidur tengkurap dengan bimbingan konsultan pengasuhan anak dari perusahaan terkait. Melalui grup WeChat, ibu tersebut mendapat saran untuk membiarkan bayinya tidur tengkurap meskipun bayi itu menangis dan berusaha membalikkan tubuhnya. Meskipun khawatir anaknya bisa mati lemas, ibu itu tidak melakukan intervensi sesuai arahan konsultan. Setelah dua jam menangis, bayi tersebut ditemukan tidak bernapas.

Kasus-kasus serupa ini kembali menarik perhatian terhadap metode sleep training, yaitu latihan yang bertujuan mengajarkan bayi tidur sendiri tanpa bergantung pada bantuan orang tua atau pengasuh. Menurut Sleep Foundation, sleep training dapat membantu bayi tidur lebih nyenyak hingga 9-12 jam di malam hari, yang pada gilirannya dapat meningkatkan kualitas tidur dan kesejahteraan mereka di siang hari.

Namun, penting untuk dicatat bahwa sleep training sebaiknya diterapkan pada bayi yang sudah cukup usia. Biasanya, bayi berusia sekitar enam bulan dianggap sudah siap untuk menjalani sleep training, meskipun beberapa pakar menyarankan agar pelatihan ini dilakukan saat bayi berusia sembilan bulan.

Metode sleep training memang dapat memberikan manfaat, tidak hanya untuk bayi, tetapi juga orang tua. Bayi yang tidur nyenyak cenderung memiliki sedikit masalah perilaku dan perkembangan. Sebaliknya, bayi yang kesulitan tidur dapat menyebabkan orang tua merasa tertekan, bahkan berisiko mengalami depresi dan gangguan kesehatan lainnya.

Baca juga : Pramono-Rano Bentuk Tim Transisi untuk Persiapan Pemerintahan di Jakarta

Dengan demikian, penting bagi orang tua untuk mempertimbangkan dengan hati-hati apakah metode sleep training sesuai dengan kebutuhan dan kesiapan bayi mereka.

 

Mungkin Anda Menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *