Dana Asing Keluar, Rupiah Tertekan: Ekonom Ungkap Penyebab dan Solusi

Denting.id – Menteri Keuangan Sri Mulyani mengungkapkan bahwa nilai tukar rupiah sempat tertekan hingga melampaui Rp16.400 per dolar Amerika Serikat pada tahun 2024. Kondisi eksternal yang masih penuh ketidakpastian disebut sebagai penyebab utama pelemahan ini.

Pengaruh global, seperti kebijakan moneter ketat di Amerika Serikat yang mendorong penguatan dolar serta arus keluar dana asing dari pasar Indonesia, menjadi faktor signifikan yang menekan mata uang Garuda.

Kepala Ekonom Bank Permata, Josua Pardede, dalam wawancara eksklusif, menjelaskan bahwa pelemahan nilai tukar rupiah ini dipicu oleh kombinasi sentimen global dan domestik. “Faktor utama adalah peningkatan imbal hasil obligasi pemerintah Amerika Serikat yang membuat investor lebih memilih aset-aset di negara tersebut. Selain itu, ketidakpastian ekonomi global juga mendorong investor asing untuk menarik dana mereka dari pasar negara berkembang, termasuk Indonesia,” jelas Josua.

Baca juga : Presiden Korsel Ditangkap, Bicara Soal Cegah Pertumpahan Darah

Ia menambahkan bahwa tekanan terhadap rupiah akan terus berlanjut selama risiko global seperti inflasi tinggi di negara maju dan ketidakstabilan geopolitik belum mereda. Namun, Josua optimistis bahwa kebijakan moneter dan fiskal yang adaptif dapat meredam tekanan ini.

Saat ditanya kapan nilai tukar rupiah dapat stabil, Josua menjelaskan bahwa stabilisasi bergantung pada beberapa faktor, termasuk kebijakan suku bunga Bank Indonesia, stabilitas ekonomi domestik, serta potensi inflow dana asing kembali ke Indonesia. “Jika Bank Indonesia mampu menjaga kepercayaan pasar dengan langkah-langkah yang tepat, rupiah berpeluang stabil di level Rp15.800 hingga Rp16.000 pada akhir kuartal pertama 2024,” ujarnya.

Pemerintah dan Bank Indonesia diharapkan dapat bersinergi untuk menjaga stabilitas ekonomi domestik, termasuk memperkuat cadangan devisa, mendorong ekspor, dan menarik investasi asing langsung (FDI). Langkah-langkah ini dianggap penting untuk mengurangi ketergantungan pada dana asing yang mudah keluar masuk.

Dengan dinamika global yang terus berubah, masyarakat diimbau untuk tetap optimistis dan memantau kebijakan ekonomi nasional demi mengantisipasi dampak pelemahan rupiah terhadap daya beli dan harga-harga kebutuhan pokok.

Baca juga : Jepang Diguncang Gempa M 6,8: Mengapa Jepang Sering Alami Gempa dan Tsunami?”

Mungkin Anda Menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *