BOGOR, Denting.id – Perayaan Tahun Baru Imlek dan Helaran Cap Go Meh selalu menjadi momen yang sangat dinantikan di Kota Hujan. Setiap tahun, perayaan ini menjadi saksi hidup bagi wajah Kota Bogor yang penuh dengan keberagaman namun tetap menjunjung tinggi nilai toleransi.
Masyarakat yang berasal dari berbagai latar belakang berkumpul dengan semangat yang sama, mempersiapkan dan merayakan kedua momen tersebut dengan penuh kebersamaan. Keakraban ini menunjukkan bahwa meskipun berasal dari latar belakang yang berbeda, mereka tetap hidup rukun dan kompak.
Kepala Bidang Kebudayaan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kota Bogor, Dian Herdiawan, menjelaskan bahwa antusiasme masyarakat dalam merayakan Tahun Baru Imlek dan Cap Go Meh terjadi berkat nilai toleransi dan keberagaman yang sudah sejak lama ditanamkan oleh para orang tua dan senior kepada generasi muda.
“Antusiasme ini tidak lepas dari nilai kebersamaan yang sudah terjaga dengan baik, yang selalu ditanamkan sejak kecil. Harmoni dalam merayakan Imlek dan Cap Go Meh tercipta karena rasa memiliki terhadap budaya dan wilayah yang ada,” ungkap Dian.
Lebih lanjut, Dian menyebutkan bahwa kebersamaan ini terjalin kuat karena masyarakat Kota Bogor telah terbiasa untuk bersinergi meskipun berbeda suku, agama, dan ras. Hal ini menunjukkan bahwa rasa kebhinekaan sudah mendarah daging dalam kehidupan mereka.
Contoh nyata dari keharmonisan ini terlihat jelas di kawasan Pulo Geulis. Di wilayah ini, meskipun terdapat perbedaan etnis dan agama, warga tetap hidup rukun dan saling membantu, terutama dalam menyambut momen-momen keagamaan masing-masing.
“Keberagaman yang ada justru memperkuat kebersamaan mereka. Semua warga ikut serta dalam merayakan perayaan keagamaan, saling tolong menolong dan menjaga kerukunan,” ujar Dian.
Dengan keberagaman yang terus dipelihara, perayaan Tahun Baru Imlek dan Cap Go Meh menjadi simbol nyata dari toleransi dan kebersamaan yang hidup di tengah masyarakat Kota Bogor.
