DeepSeek Diblokir Ratusan Perusahaan Global karena Kekhawatiran Kebocoran Data

JAKARTA (Denting.id) – Ratusan perusahaan global melarang karyawannya menggunakan chatbot kecerdasan buatan (AI) asal China, DeepSeek, karena kekhawatiran terkait potensi kebocoran data ke pemerintah China.

Dilansir oleh Financial Post pada Kamis (30/1), Nadir Izrael, Chief Technology Officer perusahaan keamanan siber Armis Inc. yang berbasis di Amerika Serikat, menyebut bahwa perusahaan-perusahaan, terutama yang memiliki keterkaitan dengan pemerintah, telah memblokir akses ke DeepSeek.

“Kekhawatiran terbesar adalah potensi kebocoran data model AI ke pemerintah China. Anda tidak tahu ke mana perginya informasi Anda,” ujar Nadir Izrael. Ia juga mengungkapkan bahwa 70 persen klien Armis telah mengajukan pemblokiran terhadap DeepSeek.

Baca juga : Korea Selatan : Dua Kapal Nelayan Kandas di Jeju, Dua Orang WNI Tewas

Hal serupa disampaikan oleh Netskope Inc., sebuah layanan keamanan siber yang membantu perusahaan mengontrol akses karyawan ke berbagai situs web. Berdasarkan data mereka, 52 persen klien Netskope juga telah meminta pemblokiran DeepSeek.

Kekhawatiran Keamanan Data

DeepSeek belakangan ini mengalami lonjakan popularitas, bahkan menjadi aplikasi teratas di App Store dan Play Store. Namun, banyak pihak mengkhawatirkan keamanan data pengguna karena chatbot ini mengumpulkan dan menyimpan informasi di server yang berbasis di China.

Baca juga : Bazar Rakyat Bogor Street Festival Cap Go Meh Dimulai, Dimeriahkan Beragam Kegiatan Sosial dan Kesenian

Aplikasi ini dikembangkan sebagai alternatif ChatGPT dengan model AI V3 buatan China. DeepSeek memungkinkan pengguna menganalisis dokumen, menjawab pertanyaan, serta mengakses informasi dari internet. Fitur unggulannya termasuk kemampuan mengunggah berkas dan menyinkronkan riwayat percakapan di berbagai perangkat.

Meskipun kini menjadi aplikasi AI yang paling populer, DeepSeek masih harus mencapai 300 juta pengguna mingguan jika ingin menyalip dominasi ChatGPT dari OpenAI dalam persaingan chatbot AI global.

Sementara itu, berbagai startup AI, termasuk Perplexity dan Gloo—perusahaan yang didirikan oleh mantan CEO Intel Pat Gelsinger—sudah mulai mengintegrasikan DeepSeek ke dalam layanan mereka, meskipun kekhawatiran terkait keamanan data terus berkembang.

Baca juga : Geng Rusia Rampok Bule Ukraina di Bali, Viral di Media Sosial

Mungkin Anda Menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *