Jakarta, Denting.id – Niat merupakan salah satu rukun utama yang harus dilakukan setiap Muslim sebelum menjalankan ibadah puasa. Namun, terdapat perbedaan dalam tata cara niat antara puasa wajib dan puasa sunnah.
Baca juga : Niat dan Tata Cara Mandi Besar Sebelum Puasa Ramadhan
Dalam puasa wajib seperti puasa Ramadhan, qada, dan nazar, niat harus dilakukan pada malam hari sebelum terbit fajar. Berbeda dengan puasa sunnah yang lebih fleksibel, seseorang diperbolehkan berniat di siang hari selama belum makan atau melakukan hal yang membatalkan puasa.
Perbedaan Pendapat dalam Mazhab
Menurut Mazhab Syafi’i, niat puasa wajib harus dilakukan setiap malam selama bulan Ramadhan. Syekh Sulaiman Al-Bujairimi dalam karyanya, Hasyiyatul Iqna’, menjelaskan:
“Disyaratkan berniat di malam hari bagi puasa wajib seperti puasa Ramadhan, qadha, atau nadzar. Ini berdasarkan hadis Rasulullah SAW, ‘Siapa yang tidak berniat di malam hari sebelum fajar, maka tiada puasa baginya.’ Karenanya, harus niat puasa di setiap hari (bulan Ramadhan) jika melihat redaksi zahir hadits.” (Sulaiman Al-Bujairimi, Hasyiyatul Iqna’, juz 2)
Sementara itu, menurut Mazhab Maliki, seseorang cukup berniat satu kali untuk sebulan penuh di malam pertama Ramadhan. Pendapat ini didasarkan pada anggapan bahwa puasa Ramadhan merupakan satu kesatuan ibadah selama satu bulan penuh. (Yusuf Al-Qaradlawi, Fiqh al-Shiyam, hal. 84)
Sebagai langkah kehati-hatian, umat Muslim dianjurkan untuk mengikuti pendapat Imam Malik dengan berniat untuk satu bulan penuh, serta tetap membiasakan niat setiap malam sebagaimana anjuran Mazhab Syafi’i.
Bacaan Niat Puasa Ramadhan
Berikut adalah bacaan niat puasa Ramadhan yang dianjurkan:
Niat Puasa Harian:
نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ فَرْضِ شَهْرِ رَمَضَانَ هَذِهِ السَّنَةِ لِلّٰهِ تَعَالَى
Nawaitu shauma ghadin ‘an ada’i fardhi syahri Ramadhana hadzihis sanati lillahi ta’ala.
Artinya: “Aku niat berpuasa esok hari untuk menunaikan kewajiban puasa bulan Ramadhan tahun ini, karena Allah Ta’ala.”
Niat Puasa untuk Satu Bulan Penuh:
نَوَيْتُ صَوْمَ جَمِيْعِ شَهْرِ رَمَضَانِ هٰذِهِ السَّنَةِ فَرْضًا لِلّٰهِ تَعَالَى
Nawaitu shauma jami’i syahri ramadhani hadzihis sanati fardhan lillahi ta’ala.
Artinya: “Aku niat berpuasa di sepanjang bulan Ramadhan tahun ini dengan mengikuti pendapat Imam Malik, wajib karena Allah Ta’ala.”
Baca juga : Besaran Zakat Fitrah di Kota Bogor Tahun 1446 H Ditetapkan Rp 45.000 Per Orang
Dengan memahami tata cara niat puasa yang benar sesuai dengan mazhab yang diikuti, umat Muslim dapat menjalankan ibadah puasa dengan lebih tenang dan khusyuk.