Jakarta, Denting ID – Gangguan psikopat merupakan kondisi yang perlu diwaspadai karena pengidapnya kerap terlihat seperti orang normal. Dalam ilmu psikiatri, psikopat dikategorikan sebagai Antisocial Personality Disorder (ASPD) atau gangguan kepribadian antisosial. Gangguan ini disebabkan oleh penurunan aktivitas pada bagian otak yang mengatur emosi, empati, dan pengambilan keputusan.
Meskipun sering melakukan tindakan yang merugikan orang lain, individu dengan kecenderungan psikopat dapat meniru ekspresi emosi yang sebenarnya tidak mereka rasakan. Hal ini membuat mereka sulit dikenali dalam kehidupan sehari-hari.
Studi Ilmiah: Hubungan Makanan dan Kepribadian
Penelitian yang dilakukan oleh para ilmuwan dari University of Innsbruck, Austria, menyelidiki preferensi rasa terhadap makanan dan minuman pada 953 orang Amerika. Para peserta diminta untuk mengungkapkan kesukaan mereka terhadap makanan dan minuman dengan rasa manis, asam, asin, dan pahit. Selain itu, mereka juga mengikuti empat survei yang menilai ciri kepribadian antisosial, seperti psikopat, narsisme, agresi, dan sadisme.
Hasil penelitian menunjukkan adanya korelasi antara preferensi makanan pahit dan kecenderungan perilaku sadis. Para peneliti menemukan bahwa individu yang menikmati makanan pahit memiliki kecenderungan perilaku sadisme yang lebih tinggi dibandingkan mereka yang tidak menyukai rasa pahit.
Makanan yang Dikaitkan dengan Kepribadian Psikopat
Penelitian yang dilakukan oleh Sagioglou dan Greitemeyer juga mendukung temuan tersebut. Mereka menemukan korelasi positif antara preferensi rasa pahit dan sifat kejam. Beberapa makanan dan minuman pahit yang dikaitkan dengan kecenderungan psikopat meliputi:
Kopi tanpa gula
Lobak
Bir
Air tonic
Seledri
Sebaliknya, penelitian juga menunjukkan bahwa orang yang memiliki sifat ramah dan penuh empati cenderung lebih menyukai makanan manis, seperti permen dan cokelat, serta menghindari rasa pahit.
Kesimpulan
Penelitian ini memberikan wawasan baru tentang hubungan antara selera makan dan kepribadian seseorang. Meskipun preferensi rasa pahit tidak bisa dijadikan indikator mutlak dalam mengidentifikasi individu dengan kecenderungan psikopat, hasil studi ini membuka peluang bagi penelitian lebih lanjut di bidang psikologi dan ilmu makanan.