Momen Mengejutkan: Sandera Israel Cium Tentara Hamas Saat Dibebaskan

GAZA, Denting.id – Omer Shem Tov, salah satu dari enam sandera Israel yang dibebaskan oleh Hamas pada Sabtu (23/2/2024), mencium kening duatentara Brigade al-Qassam saat prosesi pembebasannya. Momen ini mengejutkan banyak pihak di tengah konflik berkepanjangan antara Israel dan kelompok tersebut.

Dibebaskan Setelah Ratusan Hari Ditawan

Shem Tov, bersama dua sandera lainnya, Eliya Cohen dan Omer Wenkert, muncul di sebuah panggung di Gaza sebelum diserahkan kepada Palang Merah Internasional. Ketiganya merupakan korban penculikan saat menghadiri Festival Musik Nova di Gurun Negev pada 7 Oktober 2023, ketika Hamas melancarkan serangan ke Israel selatan dalam Operasi Badai al-Aqsa.

Sejak saat itu, Israel melancarkan invasi ke Gaza, yang menurut pejabat kesehatan setempat telah menewaskan lebih dari 48.000 warga Palestina dan memicu krisis kemanusiaan.

Momen Mengejutkan di Panggung

Dalam rekaman video yang beredar, Omer Shem Tov terlihat menoleh ke dua tentara Hamas di atas panggung dan mencium kening mereka. Ia bahkan tersenyum serta meniupkan ciuman ke arah kerumunan sebelum akhirnya diserahkan kepada pihak berwenang.

Nenek Shem Tov, Sara, mengatakan kepada Channel 12 bahwa perilaku cucunya itu bukanlah hal yang mengejutkan.

“Itulah Omer. Dia cocok dengan semua orang,” kata Sara. “Bahkan Hamas… Mereka mencintainya bahkan di sana.”

Namun, ayahnya, Malki Shem Tov, memiliki pandangan berbeda. Ia mengklaim bahwa tentara Hamas memaksa putranya untuk melakukan gestur tersebut.

“Dia mengatakan mereka memberi tahu dia apa yang harus dilakukan,” ujar Malki kepada Kan TV, seperti dikutip dari The Times of Israel.

Malki juga menuduh putranya tidak pernah melihat cahaya matahari selama berbulan-bulan dalam tahanan.

Pembebasan Sandera dan Ketegangan Gencatan Senjata

Selain Shem Tov dan dua rekannya, dua sandera lainnya, Tal Shoham dan Avera Mengistu, dibebaskan dalam upacara terpisah di Rafah, Gaza selatan. Sandera keenam, Hisham al-Sayed, dibebaskan secara pribadi dan langsung dibawa ke rumah sakit di Israel oleh keluarganya.

Serah terima ini seharusnya diikuti dengan pembebasan lebih dari 600 warga Palestina yang dipenjara oleh Israel. Namun, menurut Pusat Informasi Palestina yang memuat pernyataan Hamas, proses ini mengalami penundaan.

Pembebasan sandera terjadi di tengah kekhawatiran akan rapuhnya gencatan senjata antara Israel dan Hamas, yang dimulai pada 19 Januari. Ketegangan semakin meningkat setelah pekan lalu Hamas menyerahkan jenazah yang salah kepada Israel. Jenazah tersebut awalnya dikira sebagai Shiri Bibas—seorang ibu dua anak Israel yang diculik pada 7 Oktober—namun kemudian dikonfirmasi sebagai jenazah seorang wanita Palestina yang tidak dikenal.

Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, mengecam insiden ini sebagai “pelanggaran kejam dan jahat” terhadap perjanjian gencatan senjata, sementara Hamas mengklaim bahwa itu adalah sebuah kekeliruan.

Pada Jumat, Hamas menyerahkan jenazah kedua, yang keesokan harinya dikonfirmasi oleh otoritas forensik Israel sebagai Shiri Bibas. Keluarganya pun mengeluarkan pernyataan, “Selama 16 bulan kami mencari kepastian, dan sekarang setelah kepastian itu datang, hal itu tidak memberikan kenyamanan, meskipun kami berharap ini menandai dimulainya penyelesaian.”

 

Mungkin Anda Menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *