Mardi Waluya Sebut ‘Gercep’ Tindak Insiden Pemukulan Di Laga Basket Viral

 

Bogor,Denting.id – SMP Mardi Waluya mengakui langsung bergerak cepat usai menerima laopran insiden pemukulan yang di lakukan siswanya.

Kepala sekolah Rina Astuti menerangkan sejak insiden tersebut, pihak SMP Mardi Waluya tidak berdiam saja terhadap insident pemukulan oleh Reynard Sudirja terhadap kedua lawanya Shaquille dan Alfath pada saat tanding basket pada 17 februari 2025.

Insiden pemukulan terjadi saat pertandingan di Sekolah Dian Harapan Bogor.

Begitu pertandingan selesai, pihak pelatih dari kedua belah pihak
langsung melakukan mediasi dan menyelesaikan kejadian tersebut secara internal.

Selanjutnya 18 februari 2025 pihak SMP Mardi Waluya melayangkan surat permohonan maaf
secara tertulis, kepada pihak perwakilan orangtua.

Kemudian 19 februari 2025 kata Rina Pihak SMP Mardi Waluya mengundang siswa beserta orang tua serta pelatih basket, untuk kronologi kejadian.

Pihak SMP Mardi Waluya mengambil
keputusan untuk memberikan sanksi dengan menskorsing siswa tersebut selama 7 hari
sebagai bagian dari langkah awal untuk memberikan efek jera sekaligus memberikan
waktu bagi pihak sekolah untuk melakukan evaluasi lebih lanjut.

Di waktu yang sama, pihak sekolah mengadakan pertemuan dengan pihak SMPN 1 Bogor untuk
membicarakan langkah penyelesaian terbaik.

Kami bersama-sama mencari jalan keluar
yang adil dan bijaksana.

“Melalui pertemuan tersebut kami juga ingin meminta maaf
secara langsung kepada korban dan orangtua,” ujar Rina

Pada 21 februari 2025 pihak sekolah SMP Mardi Waluya mengadakan mediasi lanjutan di Sekolah Dian Harapan Bogor, yang dihadiri oleh berbagai pihak yang memiliki peran penting dalam menyelesaikan kasus ini.

Anatara lain, PERBASI Kota Bogor
PERBASI Kabupaten Bogor, Dinas Pendidikan Kota Bogor, Dinas Pendidikan Kabupaten Bogor, Pihak Kepolisian setempat, Pihak SMPN 1 Bogor, Pihak SMP Mardi Waluya Cibinong, Pelatih dari SMPN 1 Bogor, Orangtua siswa yang terlibat, siswa yang terlibat dalam kejadian ini.

“Sejak insiden tersebut, kami pihak SMP Mardi Waluya tidak berdiam saja. Kami merasa bahwa penting untuk segera mengambil langkah-langkah yang tegas, transparan, dan tepat untuk menyelesaikan masalah ini agar menjadi solusi yang terbaik bagi semua pihak yang dirugikan,”terangnya

Terakhir, Rina menjelaskan, 22 Februari 2025: pihak melaksanakan langkah selanjutnya dengan mendatangi kediaman korban bersama dengan orangtua siswa yang terlibat untuk menyerahkan surat permohonan maaf secara langsung, sesuai dengan hasil pembicaraan dalam mediasi di Sekolah Dian Harapan. Hasil mediasi menyepakati beberapa poin penting yang perlu kami sampaikan kepadamasyarakat terkait sanksi yang diberikan kepada siswa yang terlibat.

Mungkin Anda Menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *