Peserta Dialog di Quneitra Serukan Persatuan Suriah dan Pembebasan Golan dari Israel

Jakarta, Denting.id – Para peserta sesi dialog yang diadakan di Kegubernuran Quneitra, Suriah selatan, pada 22 Februari menyerukan persatuan nasional, pembebasan Dataran Tinggi Golan dari pendudukan Israel, dan perlawanan terhadap serangan Israel ke wilayah Suriah lainnya.

Seruan ini muncul dalam rangkaian persiapan konferensi nasional yang bertujuan membentuk masa depan politik Suriah. Sesi dialog tersebut diselenggarakan oleh Komite Persiapan Konferensi Dialog Nasional Suriah, yang mengumpulkan berbagai masukan dari warga Suriah, termasuk rancangan konstitusi baru.

Hasil dialog nasional nantinya akan menghasilkan rekomendasi yang tidak mengikat bagi pemerintahan baru Suriah, yang saat ini dipimpin oleh Hayat Tahrir al-Sham (HTS) dan pemimpinnya, Ahmad al-Sharaa—mantan komandan Al-Qaeda yang mengklaim dirinya sebagai presiden Suriah sejak akhir Januari lalu.

Dalam dialog tersebut, peserta juga menekankan perlunya penunjukan gubernur untuk mengawasi pemerintahan lokal, penyediaan layanan dasar bagi warga, serta pembentukan komite khusus untuk mengurusi kepentingan rakyat di Quneitra dan Golan.

Israel Perkuat Posisi di Wilayah Suriah

Di sisi lain, meningkatnya kehadiran militer Israel di wilayah Suriah selatan menjadi perhatian. Awal pekan ini, surat kabar Israel Haaretz menerbitkan citra satelit yang menunjukkan pendirian tujuh pos militer baru oleh Israel di wilayah yang didudukinya secara ilegal di Suriah selatan.

Pasca runtuhnya pemerintahan Bashar al-Assad pada Desember lalu, tentara Israel memperluas kendalinya dengan mendirikan pos-pos baru yang dilengkapi fasilitas operasional, termasuk tempat tinggal, pusat komando, klinik, serta sarana sanitasi.

Pada 9 Januari, pejabat Israel menyatakan rencana untuk menciptakan “zona kendali” sepanjang 15 km dan “lingkup pengaruh” sejauh 60 km di dalam wilayah Suriah, yang diklaim akan berlangsung dalam jangka panjang.

Sementara itu, berbagai pihak di Suriah terus menyerukan perlunya persatuan nasional guna menghadapi tantangan yang semakin kompleks, termasuk intervensi asing yang semakin kuat di kawasan tersebut.

 

Mungkin Anda Menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *