Bogor, denting.id – Orang tua tentu berharap buah hatinya dapat menjalankan ibadah puasa dengan baik. Bagi yang baru mau memulai mengajarkan, penting diingat bahwa anak bisa berpuasa tanpa mengganggu tumbuh kembangnya.
Allianz Indonesia bersama dr Jeshika Febi Kusumawati, SpA, berbagi panduan agar anak dapat menjalani puasa dengan nyaman dan aman, dikutip Minggu (2/3/2025).
Baca juga: Cegah Bibir Kering Selama Puasa, Bisa Alami
Meskipun puasa belum wajib bagi anak-anak pada masa pra-pubertas (belum akil baligh), banyak orang tua di Indonesia yang mulai mengenalkan ibadah puasa sejak dini. Berikut lima hal penting menurut dr. Jeshika yang perlu diperhatikan oleh para orang tua ketika mengenalkan puasa kepada anaknya:
1. Pastikan Anak dalam Kondisi yang Sehat untuk Berpuasa
Sebenarnya tidak ada patokan usia tertentu untuk mengenalkan ibadah puasa kepada anak, tetapi umumnya, anak usia 7 tahun sudah bisa diajak berkomunikasi mengenai ibadah puasa. Namun, pastikan anak dalam kondisi sehat dengan tumbuh kembang yang ideal, dan tidak sedang menjalani pengobatan rutin, seperti pada anak yang menderita diabetes tipe I, kanker, atau penyakit lain yang membutuhkan asupan nutrisi khusus sepanjang hari dan membutuhkan persetujuan Dokter terlebih dahulu untuk menjalankan puasa.
2. Siapkan Menu Sahur yang Membantu Anak Kuat Saat Berpuasa
Anak yang sedang belajar menjalankan puasa, membutuhkan nutrisi yang cukup. Oleh karena itu, orang tua perlu memastikan menu sahur dan berbuka mencakup komposisi seimbang, seperti 30-40% karbohidrat, 20-25% protein, 15-20% lemak, dan serat tinggi lewat buah dan sayur. Saat sahur, orang tua bisa menyiapkan makanan yang lebih lama dicerna tubuh, seperti nasi merah, oat, atau pasta, buah pisang, serta protein dengan lemak sehat, karena dapat membantu anak merasa kenyang lebih lama. Hindari makanan tinggi gula saat sahur untuk mencegah rasa lapar yang cepat muncul.
Baca juga: Puasa Ramadan Tapi Tidak Salat, Begini Hukumnya
3. Jaga Asupan Cairan agar Anak Tidak Dehidrasi
Pastikan anak tetap terhidrasi dengan baik. Anjuran konsumsi air 6-8 gelas per hari, yang dapat dibagi antara sahur dan berbuka, dan hindari minum yang mengandung kafein seperti teh/kopi/soda. Orangtua juga perlu mengenali tanda-tanda dehidrasi, seperti tidak buang air kecil selama 6 jam, warna urin yang pekat, atau anak tampak lemas berlebihan, Jika tanda-tanda ini muncul, segera berikan cairan yang cukup dan batalkan puasa anak.
4. Kenalkan Ibadah Puasa Secara Bertahap
Anak yang belum wajib berpuasa dan baru pertama kali berpuasa, sebaiknya dikenalkan dengan tahapan yang lebih ringan, seperti puasa setengah hari sebelum akhirnya mencoba puasa secara penuh. Memberikan motivasi tambahan, seperti sistem reward atau apresiasi atas usaha mereka, juga dapat membantu anak lebih semangat menjalani puasa pertamanya.
5. Ciptakan Pengalaman Puasa yang Menyenangkan dan Edukatif
Selain memperhatikan panduan kesehatan, orang tua juga perlu menjadikan momen puasa sebagai pengalaman yang menyenangkan bagi anak. Berikan pemahaman bahwa puasa bukan sekadar menahan lapar, tetapi juga membentuk karakter, disiplin waktu, kesabaran, dan rasa syukur.