Bogor, Denting.id – Bulan Ramadan dikenal sebagai bulan kesabaran (شهر الصبر). Dalam bulan ini, manusia diuji dalam keimanan dan ketakwaannya dengan menjalankan berbagai perintah Allah SWT. Rasulullah SAW pernah bersabda:
اَلصِّيَامُ نِصْفُ الصَّبْرِ
“Puasa adalah setengah dari kesabaran.” (HR. Tirmidzi)
Marah Tidak Membatalkan Puasa, Tetapi Mengurangi Pahala
Dalam ajaran Islam, ada dua jenis pembatal puasa:
1. Batal secara hukum, seperti makan, minum, dan berhubungan suami istri (الجماع).
2. Batal secara pahala, seperti berghibah, memfitnah, berdusta, iri dengki, dan marah.
Meskipun marah tidak membatalkan puasa secara hukum, tetapi dapat mengurangi atau bahkan menghilangkan pahala puasa. Rasulullah SAW memperingatkan dalam sebuah hadits:
رُبَّ صَاىِٔمٍ حَظُّهُ مِنْ صِيَامِهِ الْجُوْعُ وَالْعَطَشُ
“Berapa banyak orang berpuasa yang tidak mendapatkan apa-apa kecuali lapar dan dahaga saja.” (HR. Ibnu Majah no.1690, Hasan Shahih)
Menjaga Esensi Puasa
Puasa bukan hanya menahan lapar dan haus, tetapi juga menjaga diri dari segala bentuk kemaksiatan dan perkataan sia-sia. Jabir bin Abdillah pernah memberi nasihat:
“Seandainya kamu berpuasa, maka hendaknya pendengaranmu, penglihatanmu, dan lisanmu turut berpuasa dari dusta dan hal-hal haram. Bersikaplah tenang dan berwibawalah pada hari puasamu.” (Latho’if Al Ma’arif, 1/168)
Bahkan, Rasulullah SAW menegaskan bahwa hakikat puasa bukan hanya menahan diri dari makan dan minum, tetapi juga dari perbuatan sia-sia:
لَيْسَ الصِّيَامُ مِنْ الْأَكْلِ وَالشُّرْبِ فَقَطْ، الصِّييَامُ مِنْ اللَّغْوِ وَالرَّفَثِ
“Puasa bukan sekadar menahan diri dari makan dan minum saja, tetapi juga dari perkataan sia-sia dan keji.” (HR. Baihaqi dan Al-Hakim)
Keutamaan Menahan Amarah
Marah adalah bagian dari emosi manusia, tetapi Islam mengajarkan agar umatnya mampu mengendalikannya. Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an:
إِنَّمَا يُوَفَّى الصَّابِرُونَ أَجْرَهُمْ بِغَيْرِ حِسَابٍ
“Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dibalas dengan pahala tanpa batas.” (QS. Az-Zumar: 10)
Rasulullah SAW juga memberikan nasihat kepada seorang sahabat yang meminta wejangan darinya:
لَا تَغْضَبْ
“Jangan marah.” (HR. Bukhari no. 6116, Tirmidzi no. 2020)
Seseorang yang mampu menahan amarahnya saat berpuasa akan mendapatkan derajat yang tinggi di sisi Allah SWT dan menjaga pahala puasanya agar tidak sia-sia. Oleh karena itu, marilah kita manfaatkan Ramadan sebagai momen untuk memperbaiki diri, menahan amarah, dan memperbanyak amal kebaikan.
Baca juga : Puasa bagi Ibu Menyusui, Aman atau Berisiko? Ini Faktanya
Baca juga : Tren Busana Muslim Ramadan 2025: Lebih Kasual, Nyaman, dan Timeless
Semoga Allah SWT memberikan kita kekuatan untuk menjaga kesabaran dan meraih keberkahan di bulan yang mulia ini.