Ramai Rumor Kim Soo Hyun Pacaran dengan Kim Sae Ron, Apa Itu Child Grooming?

Jakarta, Denting.id – Salah satu aktor ternama Korea Selatan, Kim Soo Hyun tengah menuai sorotan usai hubungan asmaranya dengan mendiang Kim Sae Ron dibongkar. Kabar mengenai hubungan keduanya muncul di laporan YouTube Garosero Research Institue, dengan sumber yang merupakan bibi dari Kim Sae Ron.

Salah satu yang disampaikan dalam laporan tersebut adalah hubungan asmara keduanya yang sudah dimulai sejak Kim Sae Ron masih di bawah umur, yakni 2016 lalu. Saat itu Kim Soo Hyun berusia 27 tahun, sedangkan Kim Sae Ron berusia 15 tahun.

Tindakan Kim Soo Hyun memacari anak di bawah umur ini termasuk dalam child grooming. Meskipun kabar ini dibantah oleh pihak Kim Soo Hyun, netizen banyak yang memberikan kritik hingga menyoroti tentang child grooming.

Baca Juga: Rodrigo Duterte Ditangkap dan Diterbangkan ke Den Haag untuk Diadili di ICC

Dikutip dari Bravehearts, pada Rabu, 12 Maret 2025, child grooming merupakan saat di mana seseorang membangun hubungan, rasa percaya, dan koneksi emosional dengan seorang anak. Ini bertujuan untuk memanipulasi, mengeksploitasi, hingga pelecehan seksual terhadap anak.

Proses ini biasanya berlangsung bertahap dan bisa memakan waktu yang lama. Pelaku akan berupaya mendapatkan kepercayaan tidak hanya dari korban, tetapi juga dari keluarga atau orang terdekat korban.

Child grooming pada umumnya melalui beberapa tahap, yakni pelaku menargetkan korban, membangun kepercayaan dengan memberi perhatian lebih, kemudian mengisolasi korban, memperkenalkan unsur seksual, hingga mengontrol hubungan.

Tindak child grooming ini memberikan dampak yang serius pada kesehatan mental dan emosional anak. Korban bisa mengalami gangguan emosional, kecemasan, depresi, kehilangan kepercayaan diri, hingga menarik diri lingkungan sosial karena merasa takut dan malu.

Baca Juga: Menpora Yakin Timnas Indonesia Lebih Tangguh di Kualifikasi Piala Dunia 2026

Dengan dampak yang berbahaya tersebut, maka pencegahan terjadinya child grooming harus dilakukan. Untuk mencegah hal ini terjadi pada anak diperlukan peran aktif dari orang tua dan orang dewasa di sekitar anak yang memang peduli. Beberapa langkah yang dapat dilakukan sebagai berikut:

– Edukasi tentang batasan. Mengajarkan anak mengenai batasan yang sehat dalam hubungan dengan orang dewasa.

– Pengawasan aktivitas online. Orang tua harus memantau aktivitas online anak dan membahas mengenai bahaya berinteraksi dengan orang asing di internet.

– Komunikasi terbuka. Bentuklah lingkungan di mana anak merasa nyaman berbicara mengenai hal yang dialaminya.

Mungkin Anda Menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *