Jakarta, Denting.id – Direktur Utama PT Pertamina (Persero), Simon Aloysius Mantiri, mendapat kecaman tajam dari anggota Komisi VI DPR dalam rapat dengar pendapat (RDP) di Gedung DPR PL, Senayan, Jakarta, pada Selasa (11/3/2025).
Dalam rapat tersebut, Simon tidak membahas sedikit pun soal dugaan korupsi tata kelola minyak yang menyeret Pertamina. Kasus ini terkait dugaan pengoplosan bensin Pertamax yang membuat publik geram.
Dugaan korupsi ini telah merugikan negara hingga lebih dari Rp 1.000 triliun dan membuat masyarakat, khususnya pengguna Pertamax, merasa tertipu.
DPR Geram, Rakyat Kecewa
Anggota Komisi VI DPR dari Fraksi PDI-P, Mufti Anam, menyampaikan kekecewaannya karena tidak ada paparan dari Simon terkait kasus Pertamax oplosan.
“Pada RDP kali ini, jujur saja, Pak, kami kecewa. Kami sudah menunggu-nunggu paparan soal update kasus Pertamax oplosan, tapi tidak ada satu kata pun yang menjelaskan hal ini,” kata Mufti.
Ia menambahkan bahwa rakyat sedang marah besar, terlebih kasus ini terungkap di bulan suci Ramadhan.
“Innalilahi wa innailaihi rajiun, Pak. Hari ini seluruh rakyat marah besar. Setiap hari kami menerima keluhan masyarakat yang merasa ditipu oleh Pertamina selama bertahun-tahun,” ujarnya.
Mufti juga mengingatkan bahwa pada Desember 2024, DPR sudah mempertanyakan kualitas BBM Pertamina. Kekhawatiran DPR saat itu, menurutnya, kini terbukti menjadi bom waktu yang akhirnya meledak.
DPR Sepakat Tak Bentuk Panja
Dalam rapat tersebut, sempat muncul usulan untuk membentuk panitia kerja (panja) guna mendalami kasus ini. Namun, mayoritas anggota DPR sepakat bahwa panja tidak diperlukan karena Kejaksaan Agung (Kejagung) sudah menangani kasus tersebut.
“Mayoritas fraksi di Komisi VI sepakat panja kasus Pertamina tidak perlu, karena kasus ini sudah masuk ranah hukum di Kejagung. Yang perlu kami lakukan sekarang adalah mengawal Pertamina dalam melakukan pembenahan internal,” ujar anggota Komisi VI, Andre.
Ia mengungkapkan bahwa sejauh ini sudah ada sembilan orang yang ditahan terkait kasus ini. DPR, kata dia, akan mendukung penuh Kejagung untuk menuntaskan perkara ini.
Dirut Pertamina Akui Menghilang
Di akhir rapat, Simon Aloysius Mantiri akhirnya mengakui bahwa dirinya sengaja menghindari publik setelah Kejagung membongkar kasus korupsi ini.
“Kami menghormati proses hukum dan fakta yang ditemukan. Kami tidak ingin langsung muncul agar tidak memperkeruh suasana,” kata Simon.
Ia beralasan bahwa jika dirinya langsung berbicara ke publik, hal itu bisa menciptakan kesan bahwa Pertamina bersikap defensif.
“Kami memberi waktu kepada Kejagung untuk melakukan proses hukum terlebih dahulu, sambil kami melakukan introspeksi dan evaluasi internal,” tambahnya.
Baca juga : Bamsoet Desak Kejagung Percepat Penanganan Mega Korupsi Pertamina
Baca juga : Jaksa Agung ST Burhanuddin Tegas Usut Dugaan Korupsi di Pertamina, Janji Bersih-Bersih BUMN
Simon menegaskan bahwa meski korupsi ini terjadi sebelum dirinya menjabat, ia tetap bertanggung jawab atas perbaikan di Pertamina ke depan.