Jakarta, Denting.id – Pemerintah berkomitmen mempercepat pembebasan lahan guna melanjutkan normalisasi Sungai Ciliwung tahun ini. Dalam rapat koordinasi pada Kamis (13/3/2025), Menteri Pekerjaan Umum (PU) Dody Hanggodo, Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) Nusron Wahid, serta Gubernur Jakarta Pramono Anung menargetkan proyek ini rampung pada 2026.
Dody mengungkapkan bahwa dari total 33,69 km, normalisasi telah selesai sepanjang 17,14 km, menyisakan 16,55 km yang masih perlu dikerjakan. “Kami membutuhkan total lahan seluas 35,94 hektar dengan 5.353 bidang tanah yang harus dibebaskan. Ini menjadi prioritas dalam waktu dekat,” ujarnya dalam keterangan resmi.
Nusron Wahid menambahkan bahwa pembebasan lahan akan difokuskan pada kawasan Pengadegan hingga Rawajati, mencakup 11 hektar atau sepanjang 16 km. “Tanah yang akan dibeli Pemprov DKI dari masyarakat ini bertujuan untuk pelebaran sungai, guna meningkatkan daya tampung air,” jelasnya.
Ia menargetkan penetapan lokasi (Penlok) selesai pada akhir Maret 2025, sementara pembebasan lahan dituntaskan pada akhir Mei 2025. “Dengan target tersebut, kami berharap awal Juni 2025 pembangunan sudah bisa dimulai karena lahan sudah clean and clear,” tandasnya.
Dody memastikan semua aspek teknis dan anggaran telah dipersiapkan agar pengerjaan dapat segera dilakukan tanpa hambatan.
Pendekatan Manusiawi bagi Warga Terdampak
Gubernur Jakarta Pramono Anung menegaskan bahwa Pemprov akan mengedepankan pendekatan yang adil dan manusiawi terhadap warga terdampak normalisasi. “Normalisasi ini penting bagi Jakarta, tapi kita juga harus memastikan masyarakat yang terdampak mendapatkan solusi yang layak,” ujarnya. Pemprov Jakarta bersama pemerintah pusat akan menyiapkan skema relokasi dan kompensasi bagi warga yang terdampak.
Kurangi Risiko Banjir hingga 40 Persen
Normalisasi Sungai Ciliwung merupakan bagian dari strategi jangka menengah untuk pengendalian banjir di Jakarta. Dody menyebut langkah ini dapat mengurangi potensi banjir hingga 40 persen.
“Sungai Ciliwung berperan penting dalam sistem drainase Jakarta. Normalisasi ini bukan hanya mengurangi risiko banjir, tetapi juga meningkatkan kapasitas sungai dalam menampung dan mengalirkan air secara optimal,” tuturnya.
Selain normalisasi, pemerintah juga mengandalkan berbagai proyek pengendalian banjir lainnya, seperti pembangunan dua bendungan kering (dry dam) di Sukamahi dan Ciawi, serta Sodetan Ciliwung berupa terowongan sepanjang 1.268 meter dengan dua jalur pipa berdiameter 3,5 meter.
Baca juga : Banjir Rob Ancam Ciliwiung Akibat Fenomena Worm Moon
Dengan berbagai upaya ini, pemerintah berharap Jakarta bisa lebih siap menghadapi musim hujan dan mengurangi dampak banjir yang selama ini menjadi permasalahan utama ibu kota.