Jakarta, denting.id – Berbagi bukan hanya kebiasaan saat Ramadhan, tetapi bisa menjadi nilai yang terus diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Co-Founder goodenoughparents.id sekaligus Certified Positive Discipline Parent Educator, Damar Wahyu Wijayanti, mengatakan bahwa orang tua perlu membimbing anak agar memahami pentingnya kebaikan yang berkelanjutan sejak dini.
“Jadi, sama seperti konsep agama kita, kebaikan itu bisa diperpanjang. Jangan hanya berhenti saat Ramadhan, tetapi harus bisa kita lanjutkan setelahnya,” kata Damar dalam konferensi pers di Jakarta, Sabtu (16/3).
Baca juga : Tasyi Athasyia Kembali Viral Usai Ulas Indomie, Ini Profilnya
Melatih Anak Berbagi Sejak dari Rumah
Menurut Damar, melatih anak untuk berbagi dapat dimulai dari kebiasaan di rumah. Orang tua bisa memberikan pemahaman bahwa berbagi tidak harus dalam bentuk materi, tetapi juga bisa melalui tindakan sederhana, seperti menolong orang lain atau berbuat baik kepada saudara.
Untuk membiasakan anak berbuat baik, orang tua dapat menciptakan kesempatan harian bagi anak untuk menebar kebaikan, misalnya dengan memberi mereka tugas yang berkontribusi bagi keluarga, seperti merawat tanaman atau menjaga kebersihan rumah.
“Anak-anak sangat bergantung pada kesempatan yang diberikan orang tua. Jika terus dilatih, mereka akan memahami bahwa berbagi dan berbuat baik bukan sekadar kewajiban, tetapi menjadi bagian dari kehidupan mereka,” ujar Damar.
Mengajarkan Anak Menghargai Perbedaan
Selain berbagi, Damar juga menekankan pentingnya menanamkan sikap menghargai perbedaan. Orang tua, terutama yang memiliki anak usia tujuh tahun ke bawah, perlu membuat aturan yang jelas di dalam rumah sebelum anak berbaur dengan lingkungan yang lebih luas.
Setiap keluarga memiliki budaya dan aturan masing-masing, sehingga anak perlu dikenalkan pada konsep bahwa setiap orang bisa memiliki kebiasaan yang berbeda. Agar lebih mudah dipahami, aturan tersebut dapat disampaikan dengan cara visual, seperti menggunakan foto atau gambar.
“Misalnya, sebelum mudik ke kampung halaman, anak bisa diajarkan aturan dalam mengambil camilan. Kita bisa membuat aturan bahwa camilan harus diambil dalam wadah kecil dan dihabiskan dulu sebelum mengambil lagi. Ini melatih disiplin sekaligus pemahaman tentang aturan yang berbeda di tiap tempat,” jelas Damar.
Contoh lain adalah membiasakan anak bermain di tempat yang sesuai agar tidak mengganggu orang lain, seperti berlari-lari kecil di luar ruangan daripada di dalam rumah. Dengan cara ini, anak belajar memahami batasan dan menghormati kenyamanan orang lain.
Menurut Damar, membangun karakter anak bukan hanya tanggung jawab sekolah, tetapi juga peran utama orang tua di rumah. Dengan bimbingan yang konsisten, anak dapat tumbuh menjadi individu yang peduli, berbagi, dan menghargai perbedaan di sekitarnya.
Baca juga : Natasha Rizky Tak Tutup Kemungkinan untuk Rujuk dengan Desta atau Menikah Lagi