Jakarta, denting.id – Aksi demonstrasi menolak revisi RUU TNI yang digelar di depan Gedung DPR RI pada Kamis (20/3/2025) sore berubah menjadi ricuh.
Massa yang tidak puas mulai mendobrak gerbang, memanjat pagar, serta melempar petasan ke arah aparat keamanan yang berjaga.
Sejak siang, ribuan massa dari elemen mahasiswa dan aliansi masyarakat telah berkumpul di depan Gedung DPR RI untuk menyampaikan aspirasi mereka.
Namun, situasi mulai memanas saat sejumlah demonstran mencoba menerobos masuk dengan mendobrak gerbang besi yang kokoh.
Upaya tersebut mendapat perlawanan dari aparat kepolisian yang berusaha menahan eskalasi situasi.
Baca juga : Menhan Sjafrie Ucapkan Terima Kasih atas Revisi UU TNI, Demonstrasi Masyarakat Berlanjut
Bentrok dengan Aparat dan Aksi Lempar Petasan
Aparat kepolisian yang mengawal jalannya aksi mengimbau agar demonstran tidak bertindak anarkis dan tetap menaati ketentuan penyampaian pendapat di muka umum.
Namun, imbauan tersebut diabaikan oleh massa yang terus merangsek ke depan gerbang.
Ketika upaya mendobrak gerbang tidak berhasil, sebagian massa memilih untuk memanjat pagar.
Polisi yang bertugas segera bertindak dengan memaksa mereka turun, namun aksi tersebut memicu reaksi keras dari demonstran lain.
Lemparan botol air mineral, petasan, dan benda lainnya mulai mengarah ke aparat.
Situasi sempat memanas, namun mereda setelah kepolisian menarik diri dari depan gerbang utama. Asap dari petasan membubung tinggi di tengah aksi yang masih terus berlangsung.
Hingga pukul 17.00 WIB, suara dentuman dari gerbang yang didobrak masih terdengar.
Meski demikian, pagar besi kokoh itu tetap berdiri tegak, tidak bergeming oleh tenaga segelintir pendemo.
Aksi kemudian kembali tenang dan dilanjutkan dengan orasi-orasi dari para orator yang memimpin demonstrasi.
Baca juga : Rapat Paripurna DPR Sahkan 10 RUU Kabupaten/Kota Jadi Usulan DPR
Penutupan Jalan dan Pengamanan Ketat
Untuk mengamankan jalannya aksi, pihak kepolisian mengerahkan 5.021 personel gabungan yang terdiri dari anggota Polda Metro Jaya, Polres Metro Jakarta Pusat, TNI, Pemda DKI, serta instansi terkait lainnya.
Mereka ditempatkan di berbagai titik strategis di sekitar Gedung DPR RI.
Akibat aksi yang semakin besar, Jalan Gatot Subroto arah Grogol, Jakarta Barat, ditutup sementara. Massa yang semula berada di bahu jalan kini telah memenuhi badan jalan, menyebabkan lalu lintas dialihkan.
Sementara itu, arus kendaraan di jalan tol dalam kota dari dua arah masih terpantau lancar.
Kapolres Metro Jakarta Pusat, Kombes Polisi Susatyo Purnomo Condro, menegaskan bahwa pihak kepolisian tetap mengedepankan pendekatan persuasif dalam menangani demonstrasi ini.
Ia juga mengingatkan seluruh personel untuk tidak terprovokasi serta tetap mengutamakan negosiasi.
“Lakukan unjuk rasa dengan damai, tidak memaksakan kehendak, tidak anarkis, dan tidak merusak fasilitas umum,” ujar Susatyo.
Ia juga mengimbau kepada para koordinator lapangan (korlap) dan orator agar menyampaikan pendapat dengan santun serta tidak memprovokasi massa.
“Hormati dan hargai pengguna jalan lain yang melintas di sekitaran Gedung DPR RI,” pungkasnya.
Hingga berita ini diturunkan, massa aksi masih bertahan di depan Gedung DPR RI dan terus menyuarakan tuntutan mereka terkait penolakan revisi RUU TNI.
Situasi di lokasi pun masih dalam pemantauan ketat aparat keamanan.