Bogor, denting.id – Menjelang Hari Raya Idul Fitri 1446 Hijriah, para pekerja mulai menyusun strategi dalam memanfaatkan uang Tunjangan Hari Raya (THR) yang mereka terima.
Di tengah kondisi ekonomi yang masih lesu dan harga kebutuhan yang terus meningkat, banyak pekerja lebih berhati-hati dalam mengalokasikan dana tersebut, baik untuk keperluan Lebaran maupun sebagai cadangan finansial untuk masa depan.
Secara umum, uang THR sering kali digunakan untuk kebutuhan khas Lebaran, seperti tiket mudik, makanan, pakaian baru, serta oleh-oleh bagi keluarga di kampung halaman.
Namun, berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, banyak pekerja kini lebih cermat dalam mengatur pengeluaran.
Prioritaskan Tabungan dan Kebutuhan Mendesak
Cicin Yulianti (24), seorang jurnalis di Jakarta, mengaku lebih berhati-hati dalam menggunakan THR tahun ini. Alih-alih membelanjakan semuanya, ia menyisihkan 40 persen dari uang THR untuk tabungan darurat.
“Tentunya saya jadi lebih hati-hati dalam berbelanja dan berusaha saving income lebih banyak sebagai tabungan darurat,” kata Cicin, Jumat (22/3).
Sisanya, sekitar 30 persen, ia gunakan untuk kebutuhan Lebaran, sementara 30 persen lainnya dialokasikan untuk keperluan mendadak yang mungkin muncul.
Senada dengan Cicin, Yasmin Nur Habibah (25), yang bekerja di sebuah asosiasi bisnis, juga lebih cermat dalam mengelola THR-nya.
Baca juga : Anak Artis Sukses Sejak Dini, Rayyanza hingga Moana Punya Job Berkelas
Ia mengakui bahwa kenaikan harga barang membuatnya harus menyesuaikan pola pengeluaran.
“Akhirnya, saya harus memutar otak untuk menyesuaikan pengeluaran, seperti menurunkan standar di aspek tertentu,” ujar Yasmin.
Salah satu langkah yang diambilnya adalah pindah ke kos dengan harga lebih terjangkau.
Jika sebelumnya ia membayar Rp2 juta hingga Rp3 juta per bulan, kini ia memilih kos di kisaran Rp1 juta hingga Rp2 juta agar bisa mengalokasikan dana untuk kebutuhan lain yang lebih mendesak.
Sebagian uang THR Yasmin digunakan untuk membayar utang, membeli pakaian baru dan kue Lebaran, serta menambah cadangan dana darurat.
Ia juga menyisihkan 10 persen dari THR-nya untuk ditabung dan sebagian lagi diberikan kepada keluarga.
Cari Penghasilan Tambahan untuk Memenuhi Kebutuhan
Sementara itu, tidak semua pekerja mengandalkan THR sebagai sumber utama keuangan jelang Lebaran.
Immamatul Silfia (26), jurnalis asal Tangerang Selatan, memilih mencari pemasukan tambahan karena gaji dari pekerjaan utamanya tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan bulanannya.
“Makanya, negosiasinya bukan dengan menahan pengeluaran, tapi cari pemasukan tambahan supaya dua aspek tadi terpenuhi,” ujarnya.
Bagi Silfi, uang THR hanya dialokasikan untuk satu keperluan utama, yaitu biaya mudik.
Ia mengandalkan pendapatan tambahan dari pekerjaan lepas untuk memenuhi kebutuhan lainnya, seperti makanan, pakaian Lebaran, dan keperluan pribadi lainnya.
Bijak Kelola THR di Tengah Ketidakpastian Ekonomi
Fenomena pekerja yang lebih selektif dalam membelanjakan THR tahun ini menunjukkan bahwa masyarakat semakin sadar akan pentingnya manajemen keuangan.
Dengan kondisi ekonomi yang belum sepenuhnya stabil, mengalokasikan THR secara bijak menjadi langkah penting agar tidak hanya memenuhi kebutuhan Lebaran, tetapi juga memberikan keamanan finansial jangka panjang.
Bagi pekerja, strategi dalam mengatur keuangan ini tidak hanya berlaku saat Lebaran, tetapi juga dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari untuk memastikan kestabilan ekonomi di masa depan.
Baca juga : Dongeng sebagai Media Efektif dalam Pendidikan Akhlak dan Tata Krama