Bogor, denting.id – Perjalanan spiritual seseorang tidak selalu dimulai dari kesadaran mendalam. Jimmy, mantan Ketua Mualaf Center Indonesia Peduli (MCIP) Bogor, awalnya masuk Islam hanya demi cinta. Namun, sebuah titik balik dalam hidupnya membawanya kepada pemahaman yang lebih dalam tentang keimanan.
Hanya Mengejar Dunia, Lupa Arti Keberkahan
Pria berusia 57 tahun ini lahir dari keluarga etnis Tionghoa dan sejak muda sudah terjun ke dunia wirausaha. Baginya, hidup hanya tentang keuntungan dan kesenangan.
“Setiap hari saya hanya berpikir bagaimana mendapatkan lebih banyak uang. Kalau sukses, saya gunakan untuk bersenang-senang, tanpa peduli dengan lingkungan sekitar,” kata Jimmy.
Hidupnya yang penuh gemerlap membuatnya percaya diri dalam mendekati wanita mana pun. Hingga akhirnya, hatinya tertambat pada seorang muslimah, yang kemudian menjadi alasan utama ia mengucapkan dua kalimat syahadat pada tahun 1991.
“Akhirnya saya masuk Islam, tapi jujur, awalnya hanya demi wanita,” akunya.
Islam Hanya di KTP, Tanpa Keimanan yang Kuat
Meski telah menjadi seorang Muslim, Jimmy mengakui bahwa kehidupannya tidak berubah. Ia tidak menjalankan ibadah, jarang salat, dan sama sekali tidak tertarik membaca Al-Qur’an.
“Hanya status di KTP yang berubah, tapi hati dan kebiasaan saya masih sama,” ujarnya.
Namun, hidup selalu penuh kejutan. Pada tahun 2010, ia mengalami cobaan berat yang membuatnya terpuruk. Ia enggan menceritakan detail masalahnya, tetapi menyebut bahwa saat itu ia benar-benar kehilangan segalanya.
“Saya merasa sendiri. Tak ada yang mau menolong. Semua orang yang dulu ada di sekitar saya tiba-tiba menghilang,” kenangnya.
Dalam keputusasaannya, Jimmy akhirnya berdoa kepada Tuhan. Saat itulah, ia menyadari bahwa hanya Allah yang selalu ada untuk hamba-Nya, kapan pun dan dalam kondisi apa pun.
“Akhirnya saya mengadu kepada Allah. Dari situ saya sadar, seberapa tinggi pun status kita, kalau terpuruk, kita pasti akan datang kepada Allah,” katanya.
Baca juga : Dongeng sebagai Media Efektif dalam Pendidikan Akhlak dan Tata Krama
Menemukan Ketenangan dalam Islam
Sejak saat itu, Jimmy bertekad untuk benar-benar memahami Islam. Ia mulai belajar dari nol, mendalami ajaran Islam, dan menjalankan ibadah dengan sungguh-sungguh.
“Ketika saya menjalaninya dengan hati yang ikhlas, saya justru merasa lebih tenang dibanding saat masih sibuk mengejar dunia,” ungkapnya.
Pesan yang ingin ia sampaikan kepada siapa pun yang sedang mencari kebenaran adalah bahwa Islam bukan sekadar status, melainkan keyakinan yang harus dipelajari dengan sungguh-sungguh.
“Jangan hanya menjadi Muslim di KTP. Belajarlah Islam dengan serius, karena tidak semua orang mendapatkan hidayah,” tegasnya.
Dari Pencari Kesuksesan Duniawi, Kini Membantu Para Mualaf
Kini, Jimmy mendedikasikan hidupnya untuk membantu orang-orang yang baru memeluk Islam. Ia aktif di Mualaf Center Indonesia Peduli (MCIP), sebuah organisasi yang fokus pada pendampingan para mualaf.
Melalui MCIP, ia merasa semakin dekat dengan Tuhan dan memahami Islam lebih dalam. Bahkan, ia pernah menjabat sebagai Ketua MCIP Bogor selama delapan tahun.
“Saya dulu sibuk mengejar dunia, sekarang saya ingin berbagi dan membantu mereka yang baru mengenal Islam agar tidak mengalami kebingungan seperti saya dulu,” ujarnya.
Perjalanan hidup Jimmy menjadi bukti bahwa hidayah bisa datang dari mana saja dan kapan saja. Yang terpenting adalah bagaimana seseorang merespons panggilan itu—apakah dibiarkan berlalu atau justru dijadikan jalan untuk menemukan ketenangan sejati.
Baca juga : Ahmad Dhani Ajak Baladewa Bantu Istri Mendiang Deddy Dores