Serangan Udara Israel Tewaskan Pemimpin Hamas dan Isterinya di Gaza Selatan

Gaza, Denting.id — Gaza kembali bergejolak, setelah serangan udara Israel menewaskan Salah Al Bardaweel, pemimpin politik Hamas, bersama istrinya pada Minggu (23/3/2025). Serangan yang terjadi di kawasan Khan Younis, Gaza Selatan, ini turut menambah ketegangan yang sudah lama berlangsung di wilayah tersebut.

Kematian Bardaweel telah dikonfirmasi dan serangan ini dinilai sebagai eskalasi kekerasan yang semakin memanas.

Taher Al-Nono, penasihat media pemimpin Hamas, menyampaikan rasa duka cita atas meninggalnya Bardaweel melalui unggahan di laman Facebook-nya. “Kami kehilangan seorang pemimpin yang sangat penting dalam perjuangan kami,” tulis Al-Nono.

Bardaweel dikenal sebagai tokoh yang memegang peran strategis dalam gerakan Hamas, khususnya dalam hal politik dan hubungan internasional.

Israel belum memberikan pernyataan resmi, namun serangan udara tersebut menargetkan salah satu rumah yang dilaporkan sebagai tempat tinggal Bardaweel. Banyak warga Gaza yang menyaksikan ledakan besar yang terjadi setelah serangan, yang menghancurkan bagian dari rumah tersebut.

Serangan ini merupakan bagian dari rangkaian operasi militer Israel terhadap Hamas yang semakin intensif belakangan ini. Pihak Israel menilai Hamas sebagai organisasi teroris yang terus mengancam keamanan negara mereka melalui serangan roket dan aktivitas militer lainnya. Sementara itu, Hamas memandang serangan-serangan ini sebagai bentuk penjajahan dan kekerasan terhadap rakyat Palestina.

Kematian Bardaweel dapat memicu reaksi keras dari Hamas dan pendukungnya di Gaza. Banyak yang mengkhawatirkan bahwa insiden ini akan memperburuk situasi yang sudah tegang, dengan kemungkinan terjadinya serangan balasan terhadap Israel. Ketegangan antara kedua belah pihak sudah berlangsung lama, dengan perang terbuka yang terjadi secara bergiliran dalam beberapa tahun terakhir.

Sejak awal tahun ini, kekerasan antara Israel dan Palestina meningkat tajam. Banyak serangan udara dan tembakan roket yang melibatkan kedua belah pihak, menyebabkan korban jiwa baik dari warga sipil maupun militer. Dalam beberapa bulan terakhir, serangan Israel yang menargetkan pemimpin Hamas semakin sering terjadi, memperburuk ketegangan di wilayah yang sudah sangat terbelah ini.

Di sisi lain, secara internasional, seruan untuk perdamaian dan menghentikan siklus kekerasan terus menggema. Negara-negara Barat, termasuk Amerika Serikat dan Uni Eropa, mengecam tindakan kekerasan yang menargetkan warga sipil dan meminta agar kedua belah pihak menahan diri. Namun, upaya mediasi tersebut sering kali menemui jalan buntu karena ketidakpercayaan yang mendalam antara Israel dan Hamas.

Pemimpin Hamas yang tewas dalam serangan ini dikenal sebagai tokoh yang sangat berpengaruh di kalangan warga Gaza. Bardaweel sebelumnya pernah menjabat dalam beberapa posisi penting dalam struktur Hamas dan turut memainkan peran dalam hubungan diplomatik dengan negara-negara di kawasan Timur Tengah. Kepergiannya tentu akan memengaruhi dinamika politik di dalam organisasi tersebut.

Serangan ini juga menambah daftar panjang korban jiwa di Gaza. Wilayah ini sudah lama dilanda perang dan blokade yang menghancurkan infrastruktur dan perekonomian. Warga Gaza sering kali menjadi korban dalam konflik yang tiada akhir ini, hidup dalam ketidakpastian dan kekerasan yang terus berlanjut.

Baca juga: Serangan Drone Israel di Gaza Tewaskan 5 Warga Sipil, Termasuk Jurnalis

Dengan tewasnya Salah Al Bardaweel, situasi di Gaza diperkirakan akan semakin memanas. Serangan balasan dari Hamas atau kelompok militan lainnya sangat mungkin terjadi, dan kemungkinan besar akan mengarah pada eskalasi baru dalam konflik Israel-Palestina yang sudah berlangsung lebih dari tujuh dekade ini. Ke depan, dunia internasional berharap agar ada solusi damai yang mampu mengakhiri siklus kekerasan yang tak kunjung usai ini.

Mungkin Anda Menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *