Prabowo Akan Bertemu Investor, Mampukah Pasar Modal Pulih?

Jakarta, Denting.id – Presiden Prabowo Subianto dikabarkan berencana mengadakan pertemuan dengan investor dan pelaku pasar modal Indonesia setelah Lebaran. Langkah ini diambil sebagai respons terhadap ketidakstabilan pasar modal yang terjadi belakangan ini.

Sejumlah pengamat menilai rencana ini bisa menjadi sinyal positif bagi pasar, terutama mengingat minimnya kehadiran Prabowo di sektor ini selama menjabat. Namun, tidak semua pihak optimistis terhadap dampaknya.

Angin Segar untuk Pasar Modal?

Pengamat pasar modal Ibrahim Assuaibi menilai pertemuan ini berpotensi membawa angin segar bagi pasar. Menurutnya, kehadiran langsung Prabowo bisa meningkatkan kepercayaan pelaku pasar, terutama karena sebelumnya Prabowo sempat dinilai kurang memberi perhatian terhadap sektor ini.

“Oh iya, pertemuan itu bakal jadi angin segar. Selama ini, saat pembukaan IHSG pun presiden nggak datang. Ini kesempatan terbaik bagi pasar kalau presiden bertemu dengan pemain pasar modal. Ini momentum yang bagus,” ujar Ibrahim, Selasa (25/3/2025).

Meski demikian, Ibrahim menekankan bahwa sekadar bertemu dengan investor tidak cukup. Prabowo harus menyampaikan pernyataan dan kebijakan yang mampu mengembalikan kepercayaan pasar terhadap pemerintah.

Harus Dibuktikan dengan Kebijakan Nyata

Ekonom dari Center of Reform on Economic (CORE) Indonesia, Yusuf Rendy Manilet, menilai pertemuan dengan investor hanya akan berdampak positif jika Prabowo mampu meyakinkan mereka tentang stabilitas ekonomi dan arah kebijakan pemerintah yang mendukung pertumbuhan ekonomi.

“Pertemuan dengan investor bisa menjadi langkah positif jika Presiden mampu meyakinkan mereka tentang stabilitas ekonomi dan arah kebijakan pemerintah yang mendukung pertumbuhan,” kata Yusuf.

Menurutnya, keberhasilan pertemuan ini tidak hanya bergantung pada pelaksanaannya, tetapi juga pada substansi yang dibahas serta komitmen nyata yang ditunjukkan oleh pemerintah. Jika hanya berupa wacana tanpa tindakan konkret, pertemuan ini tidak akan cukup untuk mengatasi gejolak pasar, terutama mengingat skeptisisme investor terhadap kebijakan sebelumnya.

Agar efektif, Yusuf menyarankan Prabowo untuk mengumumkan langkah-langkah nyata seperti disiplin kebijakan fiskal, transparansi dalam pengelolaan aset negara, serta komitmen terhadap pemberantasan korupsi. Selain itu, pemerintah juga perlu membuka ruang dialog dengan investor untuk memahami tantangan utama yang mereka hadapi, termasuk stabilitas regulasi dan risiko politik.

“Lebih jauh, Presiden harus memberikan jaminan stabilitas dengan memastikan bahwa kebijakan investasi tetap konsisten dan tidak dipengaruhi kepentingan politik jangka pendek,” tambah Yusuf.

Bhima: Percuma, Masalah Utama Ada di Investor Asing

Berbeda dengan Ibrahim dan Yusuf, Direktur Eksekutif Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira justru meragukan efektivitas pertemuan ini. Menurutnya, masalah utama yang melemahkan kinerja IHSG adalah arus keluar modal investor asing, bukan kurangnya komunikasi dengan investor lokal.

“Tekanan terbesar kan dari investor asing? Banyak sekali investor asing jumlahnya, siapa yang mau diketemukan? Toh kemarin sudah menemui konglomerat pemilik saham kakap juga, tapi belum bisa menenangkan pasar,” kata Bhima.

Daripada fokus pada pertemuan dengan investor, Bhima menyarankan agar Prabowo lebih berfokus pada perbaikan kebijakan. Ia menilai langkah yang lebih efektif adalah mengeluarkan paket kebijakan untuk meningkatkan daya beli masyarakat serta merancang regulasi yang lebih demokratis.

“Jawabannya bukan dialog sebenarnya. Akui dulu masalahnya, lalu mulai berbenah kebijakan. Keluarkan paket kebijakan untuk meningkatkan daya beli, atau tidak buru-buru mengoperasikan Danantara,” ungkapnya.

Selain itu, Bhima juga menyoroti perlunya proses pembuatan kebijakan yang lebih demokratis dan transparan.

“Kemudian lebih demokratis dalam melakukan pembentukan kebijakan publik, jangan seperti RUU TNI,” lanjutnya.

Akankah Pasar Merespons Positif?

Rencana Prabowo bertemu dengan investor tentu menjadi sorotan. Apakah pertemuan ini benar-benar akan memberikan dampak positif bagi pasar, atau justru hanya menjadi wacana tanpa hasil konkret? Semua akan bergantung pada kebijakan yang diambil setelahnya.

Baca juga : Pasca-UU TNI, Revisi UU Polri Disebut Menunggu Surat Prabowo

 

Mungkin Anda Menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *