Jakarta, denting.id – Meski dalam keadaan sehat, anak-anak tetap dianjurkan untuk menjalani Terapi Pencegahan Tuberkulosis (TPT) guna mengurangi risiko tertular Mycobacterium tuberculosis, bakteri penyebab TBC.
Dokter Spesialis Anak Subspesialis Neurologi RSUD Pasar Rebo, dr. Arifianto, Sp.A, Subsp. Neuro(K), menegaskan bahwa terapi ini merupakan langkah penting dalam memutus rantai penyebaran penyakit.
“Ada anak-anak yang tidak sakit, tetapi tetap harus menjalani TPT. Ini salah satu upaya untuk mencegah agar TBC tidak semakin banyak memakan korban dan menekan penyebarannya,” ujar dr. Arifianto dalam webinar Kenali Terapi Pencegahan TBC pada Anak, Selasa (25/3).
Anak-Anak Rentan Terinfeksi TBC
Menurut dr. Arifianto, anak-anak memiliki risiko tinggi terkena TBC karena sistem kekebalan tubuh mereka masih berkembang. Selain itu, mereka sering tinggal bersama orang tua atau anggota keluarga lain yang mungkin sudah terinfeksi, sehingga risiko penularan semakin besar.
Sayangnya, gejala TBC pada anak sering kali tidak khas dan sulit dikenali, berbeda dengan gejala pada orang dewasa yang biasanya mengalami batuk kronis, batuk darah, dan nyeri dada. Pada anak-anak, infeksi TBC justru bisa menyebar ke otak (meningitis tuberkulosis) atau menyebabkan kerusakan luas pada paru-paru sebelum terdeteksi.
“Gejalanya sering tidak terlihat, tetapi infeksi ini bisa menyebar ke organ tubuh lain dan menimbulkan dampak yang lebih serius,” jelasnya.
Baca juga : Polemik Larangan Study Tour, GIPI Angkat Bicara
Pentingnya TPT dalam Eliminasi TBC
Peringatan Hari Tuberkulosis Sedunia 2025 menyoroti pentingnya Terapi Pencegahan Tuberkulosis (TPT) tidak hanya bagi anak-anak tetapi juga remaja.
TPT diberikan kepada individu yang sehat tetapi memiliki kontak erat dengan penderita TBC, guna mencegah infeksi berkembang menjadi penyakit aktif. Selain itu, terapi ini juga bertujuan untuk mencegah TBC dalam bentuk yang lebih berat, seperti TBC paru berat atau meningitis tuberkulosis.
Pada awalnya, TPT hanya direkomendasikan untuk anak-anak di bawah lima tahun, tetapi kini juga diberikan kepada:
✅ Orang dewasa dengan risiko tinggi, seperti pengidap HIV
✅ Penderita penyakit tertentu yang melemahkan sistem imun
✅ Individu yang tinggal di lingkungan berisiko tinggi seperti lapas dan barak militer
“Dengan kemajuan ilmu pengetahuan, kini lebih banyak kelompok yang memenuhi syarat untuk mendapatkan TPT. Ini langkah besar dalam upaya eliminasi TBC,” kata dr. Arifianto.
Lindungi Anak dari Dampak Buruk TBC
Terapi Pencegahan Tuberkulosis (TPT) merupakan upaya strategis untuk menekan jumlah kasus baru TBC, sekaligus melindungi anak-anak dari risiko kesehatan jangka panjang akibat infeksi ini.
“Tujuannya jelas, mencegah penyebaran TBC lebih luas dan melindungi anak-anak dari dampak buruk penyakit ini,” pungkasnya.
Dengan menjalani TPT, masyarakat berkontribusi dalam memutus rantai penularan TBC dan membantu mewujudkan target eliminasi TBC di Indonesia.
Baca juga : Ramadhan: Momen Terbaik untuk Memanjatkan Doa Mustajab