Bogor , Denting.id – Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor menegaskan komitmennya dalam menekan angka kasus HIV/AIDS dengan memperkuat sinergi antar pemangku kepentingan. Penjabat (Pj) Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Bogor, Hanafi, menekankan bahwa upaya ini tidak bisa hanya mengandalkan pemerintah, tetapi juga membutuhkan partisipasi aktif dari masyarakat, tenaga medis, pendidik, dan komunitas sosial.
Hal ini disampaikan dalam rapat evaluasi tahunan yang diselenggarakan oleh Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kota Bogor di Paseban Sri Baduga, Balai Kota Bogor, Selasa (25/3/2025). Acara ini mengusung tema “One World. One Hope. Unity and Solidarity” atau “Satu Dunia. Satu Harapan. Persatuan dan Solidaritas” sebagai bentuk ajakan untuk memperkuat kolaborasi dalam pencegahan dan penanggulangan HIV/AIDS, terutama bagi kelompok rentan seperti anak-anak dan remaja.
Kasus HIV/AIDS di Kota Bogor Meningkat
Menurut data Sistem Informasi HIV-AIDS dan IMS (SIHA) tahun 2023, Jawa Barat menjadi provinsi dengan kasus HIV/AIDS tertinggi di Indonesia. Kota Bogor sendiri berada di peringkat kedua di Jawa Barat, dengan jumlah kasus yang terus meningkat dalam tiga tahun terakhir.
• Tahun 2021: 333 kasus baru
• Tahun 2022: 408 kasus baru
• Tahun 2023: 443 kasus baru
Melihat tren kenaikan ini, Hanafi menegaskan bahwa perlu ada pendekatan yang lebih profesional dan intensif untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan bahaya HIV/AIDS serta pentingnya pencegahan.
“Penanggulangan fenomena HIV/AIDS ini menjadi tanggung jawab kita bersama. Pemerintah tidak bisa bekerja sendiri. Oleh karena itu, kita perlu memperkuat edukasi agar masyarakat lebih sadar akan bahayanya HIV/AIDS dan memiliki kontrol pribadi,” ujar Hanafi.
Evaluasi dan Strategi Penanggulangan
Dalam pertemuan tersebut, Pemkot Bogor menyoroti pentingnya evaluasi kelembagaan, struktur organisasi, pendataan, serta pelaporan kasus HIV/AIDS. Langkah ini bertujuan untuk memperkuat strategi pencegahan dan penanganan, serta memastikan program yang berjalan lebih efektif.
“Melalui evaluasi ini, kita bisa melihat faktor-faktor yang mempengaruhi penyebaran HIV/AIDS di Kota Bogor dan mencari solusi yang lebih efektif. Kita harus memperkuat komitmen bersama dalam upaya ini,” tambah Hanafi.
Ke depan, Pemkot Bogor akan terus menggandeng berbagai pihak untuk meningkatkan sosialisasi, akses layanan kesehatan, serta edukasi kepada masyarakat guna menekan angka kasus HIV/AIDS di Kota Bogor.