Yangon, Denting.id – Jumlah korban tewas akibat gempa bumi berkekuatan 7,8 magnitudo yang mengguncang Myanmar pada Jumat, 28 Maret 2025, terus meningkat. Hingga Minggu, 30 Maret 2025, pihak berwenang melaporkan bahwa sedikitnya 1.644 orang telah kehilangan nyawa akibat bencana alam ini.
Angka korban diperkirakan masih akan terus bertambah seiring dengan proses pencarian dan penyelamatan yang terus berlangsung.
Gempa yang terjadi di wilayah barat laut Myanmar ini menyebabkan kerusakan parah di beberapa kota, termasuk di kawasan sekitar kota Bagan dan Mandalay, yang merupakan daerah rawan bencana. Ribuan rumah, gedung, dan infrastruktur penting lainnya hancur, sementara banyak warga yang terjebak di bawah reruntuhan bangunan. Otoritas Myanmar bersama dengan tim penyelamat telah dikerahkan untuk mencari korban yang masih hilang.
Sejumlah rumah sakit di kawasan yang terdampak gempa kini kewalahan dengan jumlah pasien yang terus berdatangan. Banyak dari korban yang terluka membutuhkan perawatan medis segera, namun fasilitas kesehatan yang terbatas membuat penanganan menjadi sangat sulit. Pemerintah Myanmar telah mengerahkan tim medis dan sumber daya untuk membantu meringankan beban korban, namun tantangan logistik dan akses ke daerah-daerah yang terisolasi tetap menjadi hambatan besar.
Baca juga: Gempa Magnitudo 5,1 Kabupaten Tasikmalaya, Sudah Diprediksi BMKG
Pemerintah Myanmar telah mengajukan permohonan bantuan internasional untuk membantu penanganan bencana ini. Beberapa negara dan organisasi internasional, termasuk Palang Merah dan PBB, telah menawarkan bantuan berupa pasokan medis, peralatan penyelamatan, serta tenaga medis untuk membantu menangani krisis ini. Namun, tantangan besar tetap ada, terutama terkait dengan koordinasi bantuan di daerah-daerah yang sulit dijangkau.
Sementara itu, masyarakat internasional juga menunjukkan rasa solidaritas dengan menggalang dana untuk bantuan kemanusiaan. Organisasi kemanusiaan di seluruh dunia telah mengirimkan tim penyelamat dan peralatan darurat untuk mempercepat proses evakuasi dan memberikan bantuan kepada para korban yang terdampak. Upaya tersebut diharapkan dapat mempercepat pemulihan dan mengurangi penderitaan para korban yang selamat.
Pihak berwenang juga telah mengimbau warga yang selamat untuk tetap waspada terhadap potensi gempa susulan, yang dapat memperburuk situasi yang sudah sangat kritis ini. Pemerintah Myanmar bersama dengan komunitas internasional terus berkoordinasi untuk memberikan bantuan serta memastikan keselamatan para pengungsi yang kini terpaksa tinggal di tempat-tempat penampungan sementara.
Dengan jumlah korban yang terus bertambah dan kerusakan yang meluas, bencana gempa ini menjadi salah satu yang paling mematikan dalam sejarah Myanmar. Ke depan, pemulihan akan membutuhkan waktu yang lama dan kolaborasi erat antara pemerintah, masyarakat internasional, serta organisasi kemanusiaan untuk membangun kembali kehidupan para korban dan memberikan dukungan yang mereka butuhkan.
Baca juga: Kupang Alami 144 Kejadian Gempa Bumi Sepekan Terakhir