Jakarta, denting.id – Mabes TNI menegaskan bahwa Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) sengaja menyebarkan berita bohong terkait korban pembunuhan di Kali Silet, yang disebut sebagai anggota TNI, guna menghindari tuduhan pelanggaran hak asasi manusia (HAM).
Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) Mabes TNI Brigjen TNI Kristomei Sianturi mengatakan bahwa tindakan KKB yang mengklaim korban adalah prajurit aktif merupakan strategi untuk menutupi aksi kekerasan terhadap warga sipil.
“Dia (KKB) berpura-pura bahwa itu (korban) militer. Kenapa dia bilang itu militer? Supaya dia (KKB) terlepas dari tuduhan bahwa dia (KKB) sebagai pelanggar hak asasi manusia,” ujar Kristomei saat ditemui di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Rabu (8/4).
Kristomei menegaskan bahwa penyebaran hoaks semacam itu adalah bagian dari propaganda teror yang selama ini dilakukan oleh KKB terhadap masyarakat sipil di Papua. Ia juga menyebut bahwa selain menyebar informasi palsu, KKB kerap mengintimidasi warga dengan ancaman perang untuk menciptakan ketakutan.
Baca juga : Lucky Hakim Minta Maaf Usai ke Jepang Tanpa Izin saat Libur Lebaran
“Seperti yang kemarin, misalnya dia bilang harus ada pengosongan karena akan ada perang. Itu bentuk intimidasi, supaya masyarakat takut bekerja, tidak ke kebun, dan tidak beraktivitas,” tambahnya.
TNI mengimbau masyarakat untuk tidak mudah percaya dengan informasi yang disebarkan oleh KKB, serta tetap waspada terhadap upaya adu domba melalui berita palsu.
Sebelumnya, Komandan Kodim 1715/Yahukimo Letkol Inf Tommy Yudistyo juga membantah klaim KKB yang menyebut korban pembunuhan di Kali Silet sebagai anggota TNI. Ia memastikan bahwa korban merupakan warga sipil yang bekerja sebagai pendulang emas.
“Korban dipastikan bukan anggota TNI, sehingga apa yang dinyatakan KKB adalah berita hoaks, bohong, atau tidak benar,” tegas Letkol Tommy dari Yahukimo.
Menurutnya, lokasi kejadian yang berada di wilayah terpencil dan sulit dijangkau membuat pendataan korban menjadi tantangan tersendiri. Untuk mencapai lokasi dari Dekai, ibu kota Kabupaten Yahukimo, diperlukan helikopter. Sementara dari Kabupaten Asmat, akses hanya bisa dilakukan menggunakan perahu motor menyusuri sungai.
Penyerangan terhadap para pendulang emas di kawasan perbatasan Yahukimo–Asmat itu diduga dilakukan oleh KKB Yahukimo yang dipimpin oleh Elkius Kobak pada Minggu (6/4).
Baca juga : Presiden: Mudahkan Usaha, Jangan Persulit Regulasi!