Jakarta, Denting.id – Pelatih asal Malaysia, Sulaiman Hussin, melontarkan kritik pedas terhadap performa Timnas Malaysia U-17 menyusul keberhasilan Timnas Indonesia U-17 lolos ke Piala Dunia U-17 2025. Pria yang kini menjabat sebagai Direktur Teknis Asosiasi Sepakbola Kuala Lumpur (KLFA) itu menyampaikan komentarnya melalui akun Facebook pribadi.
Dalam unggahan tersebut, Sulaiman menyindir stagnasi perkembangan sepakbola usia muda Malaysia, yang dinilainya tertinggal jauh dari rival regionalnya, Indonesia.
“Sementara kita masih di sini, masih mencari turnamen ‘cap ayam’ apa yang bisa diikuti minggu depan. Lemari trofi juga belum penuh juga. Kontrol bola pemain masih naik sampai ke hidung,” tulisnya dengan menyertakan foto skuad Timnas Indonesia U-17.
Perbandingan Mencolok di Level Usia Muda
Sindiran ini muncul di tengah perbedaan mencolok antara pencapaian sepakbola muda Malaysia dan Indonesia. Di level U-17, Timnas Indonesia mencatatkan prestasi yang jauh lebih baik. Usai finis di peringkat ketiga Piala AFF U-16 2024, Garuda Muda melanjutkan tren positif di Kualifikasi Piala Asia U-17 2025 dengan menjadi runner-up Grup G.
Meski memiliki poin yang sama dengan Australia (7 poin), skuad asuhan Indonesia tetap lolos ke putaran final Piala Asia U-17 2025. Sebaliknya, Timnas Malaysia U-17 justru gagal melewati fase grup di ajang regional dan belum menunjukkan progres signifikan.
Perbedaan Nasib di Level Senior
Perbedaan performa antara kedua negara juga terlihat di level senior. Timnas Indonesia kini tengah berjuang dalam Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia dan memiliki peluang untuk lolos ke putaran berikutnya. Sementara itu, langkah Malaysia terhenti di babak kedua, dan kini mereka mengalihkan fokus ke Piala Asia 2027 — turnamen yang sudah lebih dulu dipastikan akan diikuti oleh Timnas Indonesia.
Baca juga: oTimnas Indonesia U-17 Bungkam Yaman 4-1, Kans ke Piala Dunia Terbuka Lebar
Kritik terbuka dari Sulaiman Hussin ini menandai sorotan tajam terhadap kondisi internal sepakbola Malaysia, khususnya dalam hal pembinaan usia muda yang dinilai tidak sejalan dengan perkembangan positif di negara tetangga.