Jakarta, denting.id – Penyakit arteri perifer, kondisi serius akibat penyempitan atau sumbatan arteri yang memasok darah ke lengan dan kaki, sering kali tidak terdiagnosis hingga menimbulkan komplikasi fatal seperti amputasi atau bahkan kematian.
Dilansir dari Medical Daily pada Selasa (8/4), penyakit ini berkembang perlahan dan diam-diam, sering kali tanpa gejala yang jelas. Namun, ada beberapa tanda yang bisa dikenali sejak dini.
Gejala umum yang patut diwaspadai antara lain kaki dingin, nyeri atau kram saat berjalan atau beraktivitas yang mereda saat istirahat, serta luka di kaki atau telapak kaki yang sulit sembuh.
Selain itu, tanda-tanda fisik lain seperti kulit kaki yang mengilap atau dingin, rambut rontok di kaki, otot yang melemah, dan denyut nadi kaki yang menurun juga dapat menunjukkan aliran darah yang terganggu akibat penyumbatan arteri.
Penyakit arteri perifer cenderung menyerang orang lanjut usia, terutama mereka yang berusia di atas 65 tahun.
Dalam sebuah studi yang melibatkan lebih dari 7.000 pasien, ditemukan bahwa risiko kematian akibat penyakit ini sangat tinggi, melebihi 50 persen untuk semua pasien.
Baca juga : Mudah Deteksi Maag, Cukup Jawab 5 Pertanyaan Online
Penelitian tersebut juga menemukan bahwa hanya sepertiga penderita penyakit arteri perifer yang menerima perawatan lengkap sesuai standar medis.
Dari jumlah tersebut, 29,6 persen perempuan dan 33,5 persen laki-laki mendapatkan terapi yang direkomendasikan, seperti obat antiplatelet dan statin.
“Dalam studi kami, kami menemukan tingkat yang tinggi dari penyakit arteri perifer yang tidak diobati serta tingkat kematian yang lebih tinggi pada pasien ini,” ujar Viet T. Le, penulis utama studi sekaligus profesor madya penelitian kardiovaskular di Intermountain Health.
Le menambahkan bahwa sistem kesehatan perlu lebih aktif dalam menjaring dan menangani penderita penyakit ini.
Ia juga menekankan pentingnya pemberian terapi yang sesuai bagi seluruh pasien guna mengurangi risiko komplikasi seperti serangan jantung, stroke, dan amputasi anggota tubuh besar.
Meski studi ini menunjukkan bahwa perempuan memiliki sedikit risiko lebih rendah terhadap komplikasi serius dibanding pria, perbedaan tersebut tidak cukup signifikan untuk mengabaikan pentingnya deteksi dan pengobatan dini bagi semua pasien.
Baca juga : Kanker Lambung Sering Disangka Maag, Waspadai Gejalanya!