Jakarta, Denting.id – Presiden Prabowo Subianto menyatakan kesiapannya untuk mengevakuasi sekitar 1.000 warga sipil dari Jalur Gaza ke Indonesia dalam gelombang pertama evakuasi kemanusiaan. Evakuasi ini ditujukan bagi korban luka-luka, anak-anak yatim piatu, serta warga yang mengalami trauma berat akibat agresi militer Israel.
“Kami siap akan kirim pesawat-pesawat untuk mengangkut mereka. Kami perkirakan jumlahnya 1.000 untuk gelombang pertama,” ujar Presiden Prabowo kepada wartawan sebelum bertolak ke Uni Emirat Arab, Rabu (9/4/2025).
Presiden menegaskan bahwa evakuasi ini bersifat sementara, bukan pemukiman permanen. Setelah kondisi di Gaza membaik, para pengungsi akan dikembalikan ke tanah asal mereka. Pernyataan tersebut diperkuat oleh Menteri Luar Negeri Sugiono, yang menegaskan bahwa Indonesia menolak segala bentuk pengusiran permanen warga Palestina dari tanahnya.
Kementerian Pertahanan dan TNI juga telah menyatakan kesiapan mendukung penuh rencana ini. Kepala Biro Humas Kementerian Pertahanan, Brigjen Frega Wenas Inkiriwang, mengatakan bahwa seluruh fasilitas pendukung, seperti rumah sakit dan transportasi udara, telah disiapkan. “Kemenhan dan TNI tentunya siap, karena kami punya infrastrukturnya,” kata Frega di Jakarta, Kamis (10/4/2025).
Situasi Kemanusiaan Gaza Memburuk
Kondisi di Gaza kian mengkhawatirkan. Lebih dari 2,1 juta penduduk masih terjebak tanpa akses makanan, obat-obatan, dan bahan bakar. Serangan udara Israel di kawasan Shujayea pada 9 April menewaskan sedikitnya 35 orang dan melukai puluhan lainnya. Banyak korban merupakan warga sipil yang telah mengungsi berkali-kali.
Menurut laporan Al Jazeera, tim penyelamat kesulitan mengevakuasi korban dari reruntuhan akibat blokade dan minimnya alat berat. Rumah sakit kehabisan stok darah dan alat medis, bahkan untuk menangani luka bakar.
Sekjen PBB António Guterres menyebut Gaza sebagai “ladang pembantaian” dan menyerukan aksi nyata dari komunitas internasional. Sejak perang meletus Oktober 2023, lebih dari 50.000 warga Gaza telah meninggal dunia.
Diplomasi Regional dan Tantangan Politik
Indonesia menjadi salah satu negara pertama di luar kawasan Timur Tengah yang menyatakan kesiapan untuk mengevakuasi dan menampung warga Gaza. Dalam kunjungan ke UEA, Turki, Mesir, Qatar, dan Yordania, Prabowo mencari dukungan dan koordinasi agar evakuasi dapat berjalan tanpa hambatan diplomatik.
“Syaratnya semua pihak harus menyetujui. Mereka di sini hanya sementara sampai pulih, dan setelah itu harus kembali ke tanah asal. Itu sikap Pemerintah Indonesia,” tegas Prabowo.
Baca juga : Prabowo dan Erdogan Satukan Suara untuk Gaza
Namun, sensitivitas politik di kawasan tetap menjadi tantangan. Banyak negara Timur Tengah menolak segala bentuk relokasi permanen karena dianggap dapat melegitimasi pengusiran paksa warga Palestina dari tanah mereka.