Bogor, denting.id – Ratusan sarjana di Kota Bogor masih menganggur. Data Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat angka pengangguran terdidik ini cukup tinggi, memantik perhatian serius dari Dinas Ketenagakerjaan (Disnaker) Kota Bogor.
Kepala Disnaker Kota Bogor, Sudjatmiko Baliarto, menyebut salah satu penyebab utama adalah ketidaksesuaian antara kompetensi lulusan perguruan tinggi dengan kebutuhan dunia industri yang terus berkembang.
“Apalagi dengan perkembangan zaman dan pesatnya era digital. Banyak jenis pekerjaan yang dulu dibutuhkan, sekarang sudah tidak relevan lagi,” ujar Sudjatmiko, Minggu (13/4/2025).
Disnaker pun berjanji akan menggenjot pelatihan kompetensi yang lebih terarah bagi para sarjana menganggur. Fokusnya, kata Sudjatmiko, adalah pembekalan keterampilan praktis yang sesuai dengan kebutuhan riil di dunia kerja saat ini.
Baca juga : Kebakaran Hebat Landa Pabrik Garmen di Bogor, Api Belum Padam Setelah 7 Jam
Tak hanya itu, Disnaker juga akan melakukan pendekatan aktif atau jemput bola dengan menginventarisasi jenis lulusan yang benar-benar dibutuhkan oleh perusahaan-perusahaan yang ada di Kota Bogor dan sekitarnya.
“Dengan begitu, pemenuhan tenaga kerja bisa dilakukan secara lebih tepat sasaran. Kami ingin memastikan para sarjana ini memiliki daya saing yang cukup,” ujarnya.
Langkah ini juga merupakan bagian dari upaya jangka panjang untuk menekan angka pengangguran dan memperkuat keterkaitan antara dunia pendidikan dan dunia kerja, atau yang dikenal sebagai link and match.
Disnaker berharap, dengan pelatihan yang tepat dan kemitraan yang kuat dengan dunia usaha, para sarjana Kota Bogor tak hanya terserap di lapangan kerja, tetapi juga mampu membuka peluang kerja baru di masa depan.
Baca juga : Kebakaran Hebat Lahap Pabrik Garmen di Bogor, 300 Pekerja Terdampak