Jakarta, Denting.id – Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Setyo Budiyanto menyuarakan kekhawatiran atas meningkatnya kebocoran Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang terjadi sepanjang 2024. Ia menyebut, praktik korupsi yang menjadi pemicu utama, kerap terjadi karena adanya persekongkolan serta arahan dari pihak-pihak berpengaruh, termasuk pimpinan.
“Ini bukan hal baru, tetapi jadi bahaya jika kebocoran ini berubah jadi budaya, bahkan dianggap kearifan lokal,” ujar Setyo dalam keterangannya di Jakarta, Jumat (18/4/2025).
Data yang disampaikan menunjukkan kebocoran APBN pada Oktober 2024 tercatat mencapai Rp309,2 triliun, meningkat signifikan dibandingkan Agustus 2024 yang sebesar Rp153,7 triliun. KPK menduga kebocoran tersebut melibatkan berbagai modus, mulai dari proyek fiktif, mark-up anggaran, manipulasi spesifikasi, hingga pengadaan yang tidak sesuai kebutuhan.
Setyo menegaskan bahwa langkah pencegahan korupsi secara sistematis serta penegakan hukum yang bertanggung jawab harus dijadikan solusi jangka panjang.
“Korupsi itu seringkali sistemik, bukan kerja individu. Maka pencegahan dan penindakan harus dilakukan bersama-sama,” tegasnya.
Sebagai bagian dari upaya menutup kebocoran anggaran, KPK terus mendorong optimalisasi pemulihan kerugian negara. Mekanisme pemulihan dilakukan melalui uang pengganti, barang rampasan, hingga hibah dan pemanfaatan aset sitaan. Selama tahun 2024, KPK berhasil melakukan pemulihan aset sebesar Rp739,6 miliar.
Baca juga : KPK Geledah Tujuh Lokasi Terkait Kasus Dugaan Korupsi Dana Hibah Pokmas Jatim
Setyo pun mengajak seluruh penegak hukum dan pemangku kebijakan untuk bersatu dalam memberantas korupsi demi menciptakan tata kelola keuangan negara yang bersih dan berintegritas.