Jakarta, denting.id – Kementerian Pertahanan (Kemenhan) menyatakan bahwa hibah dua kapal patroli dari Pemerintah Jepang akan memperkuat pertahanan Indonesia, khususnya dalam pengamanan wilayah laut dan perbatasan. Kapal-kapal tersebut diharapkan dapat membantu TNI Angkatan Laut (AL) dalam memperketat pengawasan perairan Indonesia, terutama di wilayah perbatasan dan Ibu Kota Nusantara (IKN).
Kepala Biro Informasi Pertahanan Kemenhan, Brigadir Jenderal TNI Frega Ferdinand Wenas Inkiriwang, mengungkapkan bahwa hibah ini tidak hanya akan memperkuat kerja sama pertahanan antara Indonesia dan Jepang, tetapi juga berkontribusi pada keamanan maritim Indonesia.
“Dengan adanya hibah kapal patroli dari Jepang, TNI AL akan lebih mudah memantau wilayah laut Indonesia, terutama di kawasan yang rawan dan memiliki kepulauan kecil yang sulit dijangkau,” kata Frega usai pertemuan antara Menteri Pertahanan RI, Sjafrie Sjamsoeddin, dan Kepala Staf Gabungan Pasukan Bela Diri Jepang, Jenderal Yoshida Yoshihide, di Jakarta, Jumat (26/4).
Baca juga : Solo Mau Jadi Istimewa, Tapi Belum Diusulkan
Menurut Frega, meskipun bantuan kapal patroli ini sangat diperlukan, Kemenhan tidak akan terburu-buru menerima kapal tersebut tanpa mengikuti prosedur yang diperlukan. Hal ini untuk memastikan pengoperasian kapal berjalan lancar dan sesuai dengan regulasi.
“Penting bagi kami untuk memastikan segala prosedur dipatuhi agar tidak terjadi masalah administrasi di kemudian hari. Selain itu, hibah ini juga memperlihatkan kedalaman hubungan bilateral kedua negara dalam sektor pertahanan,” jelas Frega.
Kedua kapal patroli hibah ini, menurut Kepala Staf TNI AL Laksamana TNI Muhammad Ali, akan diposisikan di Pangkalan TNI AL (Lanal) Balikpapan, Kalimantan Timur, untuk mendukung pengamanan IKN. Kapal yang berukuran kecil (18 meter) ini dirancang untuk bisa melintasi sungai-sungai yang ada di wilayah IKN, sehingga efektif untuk patroli di kawasan tersebut.
Laksamana Ali berharap, dengan adanya hibah kapal ini, keamanan di sekitar IKN dapat lebih terjamin, terutama dalam menghadapi tantangan geografis dan kompleksitas pengamanan wilayah tersebut.
Saat ini, Kemenhan dan TNI AL tengah menunggu kelanjutan proses administrasi dan tahapan berikutnya sebelum kapal-kapal hibah ini dapat beroperasi di Indonesia.
Baca juga : Dasco Temui Hendropriyono di Keraton Majapahit Jakarta