Bogor, denting.id – Longsor di Jalan Saleh Danasasmita, Kelurahan Batutulis, Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor, membuat akses utama warga menuju pusat kota terputus. Akibatnya, ribuan warga harus memutar jauh untuk beraktivitas, memperparah kepadatan di jalan alternatif dan menghambat roda ekonomi setempat.
Menanggapi kondisi ini, Wakil Ketua DPRD Jawa Barat, Iwan Suryawan, mendorong percepatan pembebasan lahan dan pembangunan jalur baru yang akan menghubungkan kawasan Lawang Gintung langsung ke Stasiun Batutulis. Ia menegaskan bahwa proses ini perlu segera dieksekusi dengan menggunakan dana Biaya Tak Terduga (BTT), agar tidak memperlama penderitaan warga.
“Bisa pakai BTT agar cepat menangani. Kemarin Komisi IV sudah mengecek langsung dan berkomunikasi dengan Pemkot Bogor. Pakai dana BTT atau anggaran perubahan, yang penting cepat,” ujar Iwan Suryawan, Senin (29/4/2025).
Politisi PKS yang akrab disapa Abah Iwan itu mengingatkan, jika beban jalan alternatif dibiarkan terlalu lama, risiko kerusakan dan kecelakaan justru akan bertambah.
Di sisi lain, ia mengapresiasi langkah cepat Pemkot Bogor, Pemprov Jawa Barat, dan pemerintah pusat dalam merespons bencana ini. Proses perbaikan awal seperti pembangunan Tembok Penahan Tanah (TPT) di area longsor sudah berjalan sejak 22 April 2025. Setelah diperkuat, area tersebut akan difungsikan sebagai ruang terbuka hijau bertajuk “Leuweung Batutulis.”
Baca juga : Pasangan Joncik-Arifai Menang Telak pada PSU Pilkada Empat Lawang 2024
Wali Kota Bogor, Dedie A. Rachim, memastikan bahwa pembangunan jalur baru menjadi prioritas. “Setelah TPT selesai, area amblas akan dijadikan lahan hijau. Sementara itu, pembebasan lahan untuk jalan baru terus berjalan,” kata Dedie.
Proyek ini didukung skema pembiayaan bersama, yakni 50 persen dari Pemerintah Provinsi Jawa Barat dan 50 persen dari Pemerintah Kota Bogor, dengan estimasi kebutuhan anggaran mencapai Rp 45 miliar.
Wakil Wali Kota Bogor, Jenal Mutaqin, menambahkan, proses pembebasan lahan sedang berlangsung dengan luas area yang akan dibebaskan sekitar 3.000 meter persegi. Setelah itu, pembangunan fisik akan dimulai setelah tahap penyusunan Detail Engineering Design (DED) dan penilaian lahan rampung.
Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, dalam kunjungan ke lokasi longsor, menegaskan pentingnya pembukaan jalur baru. “Secara teknis, jalan lama tidak bisa digunakan lagi. Diduga ada mata air di bawahnya, sehingga harus dibuat akses baru,” jelas Dedi.
Pemerintah Kota Bogor pun membentuk tim khusus dari lintas OPD seperti Dinas PUPR, Disperumkim, dan Dishub, untuk mempercepat penanganan. Tim ini juga berkoordinasi dengan Direktorat Jenderal Perkeretaapian (DJKA) dan Kementerian Pekerjaan Umum (PU) guna memastikan dukungan teknis dan pendanaan.
Meskipun pembangunan jalan baru diperkirakan hanya menelan biaya sekitar Rp5 miliar, Pe,omkot tetap melobi Kementerian PU untuk mendapatkan bantuan tambahan. Dedie menegaskan seluruh proses, baik pembebasan lahan maupun pembangunan fisik jalan, ditargetkan selesai dalam tahun ini mengingat kebutuhan masyarakat yang mendesak.
Dengan langkah percepatan ini, pemerintah berharap konektivitas Bogor Selatan dapat segera pulih, aktivitas ekonomi warga kembali normal, serta risiko kemacetan dan kecelakaan di jalur alternatif bisa diminimalisasi.
Baca juga : Panglima TNI Sambut Kepala Staf Pasukan Bela Diri Jepang, Fokus Penguatan Militer