Jakarta, denting.id – Wakil Ketua MPR RI Eddy Soeparno menyoroti maraknya aksi premanisme yang dilakukan oleh organisasi kemasyarakatan (ormas) di Indonesia, salah satunya yang mengganggu pembangunan pabrik mobil listrik asal China, PT Build Your Dream (BYD) di Kabupaten Subang, Jawa Barat. Menurutnya, tindakan premanisme ini merupakan salah satu contoh dari banyaknya gangguan yang dilakukan oleh ormas yang dapat mengancam iklim investasi di tanah air.
Eddy menjelaskan, meskipun pabrik BYD tersebut masih dalam tahap pembangunan dan belum beroperasi secara penuh, proses pembangunannya sudah terganggu oleh aksi premanisme. Gangguan tersebut, kata Eddy, terjadi pada lalu lintas kendaraan yang mengangkut material dan alat-alat untuk pembangunan pabrik.
“BYD merupakan salah satu contoh nyata yang saat ini terganggu oleh kegiatan ormas. Meskipun belum beroperasi, pembangunan pabrik sudah dihadapkan pada gangguan,” ujar Eddy di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (28/4).
Selain itu, Eddy juga menyoroti peningkatan aksi premanisme oleh ormas menjelang Hari Raya Idul Fitri. Banyak ormas yang memaksa masyarakat untuk memberikan tunjangan hari raya (THR) dengan cara yang meresahkan, bahkan sampai melakukan pengerusakan.
Baca juga : Pasangan Joncik-Arifai Menang Telak pada PSU Pilkada Empat Lawang 2024
“Pemerintah perlu bertindak tegas terhadap aksi premanisme ini. Jangan sampai target investasi yang tinggi justru terhalang oleh gangguan-gangguan yang bisa segera diatasi jika penegakan hukum berjalan dengan baik,” tegasnya.
Eddy juga mengungkapkan, selama kunjungannya ke China, ia sempat mengunjungi pabrik BYD dan menyampaikan pentingnya menjaga keamanan investasi di Indonesia, terutama dari ancaman aksi premanisme. “Investasi itu harus diproteksi, apalagi yang menyangkut masalah keamanan,” kata Eddy.
Pernyataan mengenai gangguan ormas ini pertama kali disampaikan oleh Eddy melalui unggahan video di Instagram pada Minggu (20/4). Dalam video tersebut, Eddy menyebutkan bahwa pemerintah harus tegas menangani masalah ini agar investor tidak merasa khawatir dan tidak mendapatkan jaminan keamanan di Indonesia.
“Jangan sampai investor datang ke Indonesia dan merasa tidak mendapatkan jaminan keamanan. Hal ini sangat mendasar untuk menarik investasi ke negara kita,” pungkas Eddy.
Baca juga : Panglima TNI Sambut Kepala Staf Pasukan Bela Diri Jepang, Fokus Penguatan Militer