Gus Ipul: Kemiskinan adalah Tantangan Peradaban, Bukan Sekadar Masalah Ekonomi

Jakarta, Denting.id — Menteri Sosial RI Saifullah Yusuf (Gus Ipul) menegaskan bahwa kemiskinan tidak hanya berkaitan dengan angka maupun ekonomi, melainkan merupakan tantangan besar bagi peradaban bangsa. Menurutnya, mengatasi kemiskinan berarti menyelamatkan masa depan Indonesia, memperkuat fondasi keadilan sosial, dan menunaikan amanah konstitusi.

“Kemiskinan bukan sekadar masalah angka juga bukan sekadar ekonomi. Kemiskinan adalah tantangan peradaban. Mengatasi kemiskinan berarti menyelamatkan masa depan bangsa, memperkuat fondasi keadilan sosial, dan menunaikan amanah konstitusi,” kata Gus Ipul dalam keterangan tertulis, Senin (28/4/2025).

Gus Ipul merujuk pada Pasal 1 Ayat (1) Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial, yang menyatakan bahwa kesejahteraan sosial adalah kondisi terpenuhinya kebutuhan material, spiritual, dan sosial warga negara agar dapat hidup layak dan mampu mengembangkan diri serta melaksanakan fungsi sosialnya.

Mengutip data Badan Pusat Statistik (BPS) per Maret 2025, Gus Ipul menyampaikan bahwa angka kemiskinan di Jawa Barat tercatat sebesar 7,08%. “Angka-angka ini bukan sekadar statistik. Di baliknya ada wajah anak-anak yang putus sekolah, ibu-ibu tanpa akses kesehatan, dan keluarga-keluarga yang hidup dalam keterbatasan,” ujarnya.

Sebagai upaya konkret, Kementerian Sosial mengusung dua pilar utama pengentasan kemiskinan, yakni melalui program Sekolah Rakyat dan Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN). Sekolah Rakyat, menurut Gus Ipul, akan hadir sebagai ruang pendidikan alternatif yang tidak hanya mengajarkan pelajaran dasar, melainkan juga keterampilan praktis, kepemimpinan sosial, dan jiwa kemandirian.

“Sekolah Rakyat adalah investasi jangka panjang. Sesungguhnya, kemiskinan tidak cukup dilawan dengan bantuan sesaat, tetapi harus diatasi melalui pendidikan yang membebaskan dan memberdayakan,” tegasnya.

Tahun ini, pemerintah menargetkan pendirian 100 Sekolah Rakyat di berbagai wilayah, termasuk di Jawa Barat. Selain itu, DTSEN yang diluncurkan sesuai arahan Presiden RI Prabowo Subianto, dinilai Gus Ipul sebagai instrumen penting untuk memastikan ketepatan sasaran program sosial.

DTSEN merupakan sistem pendataan sosial ekonomi pertama yang terintegrasi dan aktual, yang mampu mengidentifikasi siapa yang benar-benar miskin, di mana mereka berada, kebutuhan mereka, serta memantau perubahan kesejahteraan mereka secara berkala.

Dalam kesempatan tersebut, Gus Ipul juga mengajak seluruh pihak, mulai dari pemerintah daerah, kepala desa dan lurah, dunia usaha, akademisi, hingga masyarakat sipil, untuk bersinergi memperkuat pendidikan keluarga miskin melalui Sekolah Rakyat, mengoptimalkan penggunaan DTSEN, dan memastikan setiap rupiah anggaran sosial membawa perubahan nyata.

“Indonesia yang adil, makmur, dan sejahtera dimulai dari desa, dari kampung, dari Sekolah Rakyat, dan dari data yang akurat,” tegas Gus Ipul.

Baca juga: Hasto Kristiyanto Curhat Sulit Tidur, Prihatin Kondisi Agustiani Tio yang Sakit Kanker

Acara ini turut dihadiri oleh Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal Yandri Susanto, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga Indonesia/Kepala BKKBN Wihaji, Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi, serta ratusan kepala desa dan lurah se-Jawa Barat.

 

Mungkin Anda Menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *