Jakarta, denting.id – Ketua Pengurus Pusat Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Dr. Piprim Basarah Yanuarso, mengungkapkan bahwa banyak kasus diabetes melitus tipe 1 pada anak yang tidak terdiagnosis dengan baik. Menurutnya, sering kali anak-anak baru diketahui mengidap penyakit ini setelah kondisinya sudah sangat berat, bahkan masuk dalam keadaan koma akibat ketoasidosis.
Diabetes melitus tipe 1 adalah kondisi autoimun yang terjadi ketika sistem kekebalan tubuh menyerang sel beta pankreas, yang bertanggung jawab untuk memproduksi insulin. Akibatnya, pankreas tidak dapat menghasilkan cukup insulin atau bahkan tidak dapat menghasilkan insulin sama sekali. Tanpa insulin, glukosa tetap berada dalam darah dan tidak dapat digunakan sel sebagai sumber energi.
“Masalahnya adalah masih banyak kasus DM tipe 1 ini yang tidak terdiagnosis atau salah diagnosis,” kata Dr. Piprim dalam seminar pengelolaan diabetes tipe 1 pada anak yang diselenggarakan di Jakarta pada Selasa (29/4). Ia menambahkan bahwa banyak anak yang terdeteksi diabetes tipe 1 dalam kondisi yang sudah sangat parah, yang biasanya baru ditemukan setelah anak tersebut mengalami koma.
Baca juga : Justin Bieber Siap Gebrak Dunia Lewat Album Baru
Dr. Piprim menekankan pentingnya pelaksanaan skrining lebih awal untuk mendeteksi diabetes tipe 1, sehingga penanganan dapat segera diberikan sebelum kondisi anak memburuk. Anak-anak yang didiagnosis dengan diabetes tipe 1 harus mendapatkan suntikan insulin seumur hidup mereka.
Sebagai upaya meningkatkan penanganan diabetes tipe 1 pada anak, IDAI terus memberikan pelatihan dan pendampingan kepada petugas kesehatan di puskesmas dan fasilitas kesehatan tingkat pertama. Dr. Piprim juga menekankan perlunya peningkatan akses layanan penanganan diabetes di daerah-daerah, agar semua anak dengan diabetes tipe 1 mendapatkan perawatan yang mereka butuhkan.