Jakarta, denting.id – Presiden RI Prabowo Subianto menyampaikan apresiasi atas hasil kunjungan kerja Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati ke Amerika Serikat, yang menyoroti isu-isu strategis mulai dari tarif perdagangan global hingga kerja sama multilateral.
“Dia bilang good, bagus,” ujar Sri Mulyani menirukan tanggapan Presiden Prabowo saat ditemui di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (30/4).
Menurut Sri Mulyani, dirinya telah melaporkan substansi pertemuan-pertemuan penting yang dihadirinya selama kunjungan ke Washington D.C., termasuk dalam rangka Forum G20 dan IMF Spring Meeting 2025. Isu utama yang dibahas meliputi kebijakan tarif resiprokal Amerika Serikat serta tantangan akses pembiayaan internasional bagi negara-negara berkembang.
“Selain soal tarif, kami juga membahas bagaimana mekanisme multilateral ke depan, termasuk risiko global yang saat ini menjadi perhatian IMF dan World Bank,” jelas Sri Mulyani.
Dalam lawatannya, Sri Mulyani bertemu Menteri Keuangan AS Scott Bessent untuk membahas hubungan bilateral dan arah kebijakan ekonomi Amerika. Ia juga mendampingi Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam pertemuan lanjutan seputar kebijakan tarif resiprokal.
Baca juga : Tegas Jaga Kehalalan, Bupati Bogor Sidak Dua Supermarket Besar di Cibinong
Selain itu, bersama Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, Sri Mulyani melakukan dialog dengan Chairman dan CEO Freeport McMoRan untuk mengeksplorasi peluang kerja sama dalam bidang perdagangan dan kesehatan.
Tak hanya itu, Menkeu juga menggelar pertemuan bilateral dengan penasihat eksternal lembaga Bretton Woods, Patrick Achi dan Mark Malloch-Brown. Dalam forum tersebut, Indonesia menegaskan pentingnya reformasi IMF dan Bank Dunia guna mendukung stabilitas ekonomi global yang lebih inklusif.
Dalam sesi forum diskusi dengan Kamar Dagang Amerika Serikat (US Chamber of Commerce), Sri Mulyani turut menekankan potensi Indonesia sebagai pemain kunci dalam rantai nilai global, terutama dalam konteks pemulihan ekonomi dan transisi hijau.
Kunjungan ini dipandang sebagai langkah penting untuk menjaga posisi strategis Indonesia di tengah dinamika ekonomi global, dan mendapatkan dukungan penuh dari Presiden Prabowo sebagai bagian dari diplomasi ekonomi Indonesia ke depan.