Jakarta, denting.id – Menteri Kebudayaan Fadli Zon menegaskan bahwa prangko bukan sekadar alat pembayaran pos, melainkan simbol kedaulatan, budaya, dan identitas nasional yang merekam jejak sejarah serta menjadi medium diplomasi budaya antarbangsa.
“Prangko adalah ekspresi kedaulatan. Seperti halnya uang, prangko menjadi simbol identitas dan medium diplomasi budaya,” ujar Fadli saat menghadiri pameran filateli dalam rangka peringatan 70 Tahun Konferensi Asia Afrika (KAA) di Bandung, Jawa Barat, Senin (28/4).
Dalam kesempatan tersebut, Fadli menyampaikan bahwa peluncuran prangko seri khusus KAA tidak hanya bertujuan mengenang peristiwa bersejarah, tetapi juga mengirimkan pesan solidaritas dan persahabatan antarbangsa kepada dunia internasional.
“Prangko juga menjadi satu cerminan budaya, politik, dan identitas bangsa, sehingga dapat menjadi momentum dalam mengenang perjuangan bangsa, termasuk momen bersejarah Konferensi Asia Afrika,” jelasnya dalam siaran pers yang dirilis Kementerian pada Selasa.
Ia menambahkan bahwa filateli bukan hanya sebatas hobi atau koleksi pribadi, melainkan bagian penting dari upaya pendokumentasian sejarah bangsa melalui medium visual yang mudah dikenali oleh publik.
Baca juga : Bunda Iffet, Ibu Bimbim Slank, Tutup Usia
Senada dengan Fadli, Direktur Bisnis Jasa Keuangan PT Pos Indonesia, Haris, mengatakan bahwa pameran filateli ini diharapkan dapat menjadi jembatan edukasi generasi muda mengenai pentingnya prangko dalam sejarah bangsa.
“Prangko bukan sekadar alat pembayaran pos, melainkan sebuah jendela kecil yang merekam budaya, sejarah, dan perjuangan bangsa-bangsa,” ungkap Haris.
Ia juga menambahkan bahwa pelestarian dan pengenalan kembali prangko sebagai bagian dari warisan budaya merupakan langkah penting agar nilai-nilai sejarah tidak hilang ditelan zaman.
“Melalui pameran ini kita pastikan bahwa bukti penting sejarah ini akan senantiasa menjadi bagian dari warisan budaya Indonesia,” pungkasnya.
Baca juga : Justin Bieber Siap Gebrak Dunia Lewat Album Baru