Jakarta, denting.id — Kanker kolorektal tak lagi penyakit para lansia. Kini, generasi muda pun mulai jadi sasaran. Bahkan, mereka yang baru memasuki usia 20-an sudah banyak yang divonis mengidap kanker mematikan ini.
Fenomena ini menjadi peringatan keras bahwa gaya hidup modern yang sarat lemak, miskin serat, dan minim gerak telah membuka jalan bagi kanker usus besar dan rektum menjangkiti anak muda.
“Anggapan bahwa kanker kolorektal hanya menyerang usia 50-an ke atas kini sudah ketinggalan zaman,” tegas Dr. Zee Ying Kiat, Konsultan Onkologi Medis dari Parkway Cancer Centre, Singapura, dalam keterangannya.
Data Global Cancer Observatory (Globocan) menunjukkan, kanker kolorektal kini berada di posisi keempat terbanyak di Indonesia. Bahkan, dari 25.000 kasus di 2022, sekitar 1.400 di antaranya menyerang orang di bawah usia 40 tahun.
Berikut lima hal penting yang perlu diketahui tentang kanker ini:
- Angka kasus usia muda naik drastis – Sekitar satu dari 20 penderita kini adalah generasi muda.
- Gaya hidup jadi pemicu utama – Konsumsi junk food, kurang olahraga, dan stres mempercepat risiko kanker.
- Gejala kerap diabaikan – Seperti sembelit berkepanjangan, feses berdarah, nyeri perut, hingga berat badan turun drastis.
- Deteksi dini menyelamatkan – Kolonoskopi bisa menemukan bahkan mengangkat polip sebelum jadi kanker.
- Penanganan terpadu tingkatkan harapan hidup – Dari operasi, kemoterapi, terapi target, hingga pengobatan berbasis profil genetik.
Dr. Zee mengingatkan bahwa deteksi dini sangat menentukan harapan hidup. “Bila ditemukan sejak stadium awal, peluang sembuh bisa lebih dari 90 persen,” ujarnya.
Dengan perubahan gaya hidup dan kesadaran skrining sejak muda, kanker kolorektal bisa dicegah dan dikalahkan. Jangan tunggu sakit untuk mulai peduli.
Baca juga : Air Distilasi, Rahasia Ginjal Sehat Menurut Dokter
Baca juga : Obat Rambut Rontok Bikin Disfungsi? FDA Angkat Suara
