Prabowo Subianto Gelontorkan 6 Bantuan Ekonomi, IHSG Meroket di Pengujung Mei 2025

Jakarta, Denting.id – Bulan Mei 2025 mencatatkan kinerja manis bagi pasar modal Indonesia. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil melonjak 6,61% sepanjang bulan ini, mencetak performa terbaik dibandingkan empat Mei sebelumnya yang selalu ditutup di zona merah.

Momentum positif tersebut diperkirakan akan berlanjut, terutama dengan kabar baik dari Presiden RI Prabowo Subianto yang akan menggelontorkan enam bentuk bantuan atau insentif ekonomi selama periode Juni hingga Juli 2025.

Langkah ini dinilai akan menjadi booster tambahan bagi sektor riil dan pasar saham nasional. Dengan sisa hanya tiga hari perdagangan di bulan ini—mengikuti libur nasional 29 Mei dan cuti bersama 30 Mei—IHSG berpotensi menembus level psikologis 7.300.

Berikut adalah daftar lengkap enam bantuan pemerintah yang akan berlaku mulai 5 Juni 2025:

1. Diskon Transportasi

Pemerintah memberikan potongan harga untuk moda angkutan laut, kereta api, hingga pesawat. Insentif ini berlaku selama libur sekolah di bulan Juni dan Juli 2025.

2. Diskon Tarif Tol

Diskon tarif tol ditargetkan untuk menjangkau 110 juta pengguna jalan tol. Kebijakan ini menyasar momen libur panjang di akhir Mei dan awal Juni guna meringankan biaya perjalanan masyarakat.

3. Diskon Tarif Listrik

Pemerintah kembali memberlakukan diskon tarif listrik sebesar 50% untuk 79,3 juta rumah tangga dengan daya di bawah 1.300 VA, berlaku selama dua bulan ke depan.

4. Tambahan Alokasi Bansos

Sebanyak 18,3 juta keluarga penerima manfaat (KPM) akan menerima tambahan bantuan sosial berupa kartu sembako dan bantuan pangan.

5. Bantuan Subsidi Upah (BSU)

BSU akan diberikan bagi pekerja bergaji di bawah Rp3,5 juta, mirip skema bantuan saat pandemi Covid-19. Bantuan ini diharapkan dapat menstimulasi daya beli kelas pekerja.

6. Perpanjangan Diskon Iuran JKK

Diskon iuran jaminan kecelakaan kerja (JKK) akan diperpanjang bagi sektor padat karya, guna mendukung stabilitas dan keselamatan pekerja.

Paket bantuan ini diyakini akan memberikan suntikan konsumsi rumah tangga, yang selama ini menjadi penggerak utama ekonomi nasional. Apalagi, ekonomi Indonesia pada kuartal I 2025 hanya tumbuh 4,87%, lebih rendah dibanding kuartal I 2024 yang mencapai 5,11%, serta kuartal IV 2024 sebesar 5,02%.

Para pelaku pasar optimistis bahwa stimulus ini tidak hanya mendukung sektor konsumsi, tetapi juga berpotensi mendongkrak kinerja sektor transportasi, infrastruktur tol, konsumer, hingga perbankan.

Baca juga : Prabowo: Kerja Sama Indonesia-China Bawa Manfaat Bagi Kawasan Asia Pasifik

Dengan meningkatnya belanja masyarakat, aktivitas transaksi perbankan dan permintaan barang konsumsi juga akan terdorong signifikan, membuka peluang pertumbuhan ekonomi yang lebih kuat di paruh kedua 2025.

Mungkin Anda Menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *