Iwan Suryawan Dukung Pendidikan Karakter Berbasis Barak, Asal Terintegrasi dan Manusiawi

Bandung, Denting.id – Wakil Ketua DPRD Jawa Barat, Iwan Suryawan, menyambut positif rencana Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi untuk memperluas program pendidikan karakter berbasis barak militer bagi siswa yang dianggap sulit dibina. Namun, ia mengingatkan bahwa pendekatan ini perlu kajian menyeluruh agar bisa diterapkan secara sistematis dalam kurikulum pendidikan.

“Niat baik gubernur harus kita dukung, tapi pendekatan pendisiplinan seperti ini harus dikaji secara komprehensif agar benar-benar tepat sasaran dan berkelanjutan,” ujar Iwan saat ditemui di Bandung, Minggu (31/5/2025).

Menurut Iwan, pelatihan di barak bisa menjadi bentuk *shock therapy* yang efektif bagi siswa, namun dampaknya harus diikuti dengan pendampingan jangka panjang. Ia menekankan, tanpa pengawasan dan bimbingan lanjutan, manfaat pelatihan bisa cepat menghilang.

“Setelah anak-anak kembali dari barak, mereka perlu terus dibimbing. Kalau tidak, ini justru jadi pekerjaan rumah baru,” katanya.

Iwan juga menekankan pentingnya kolaborasi antara orang tua, sekolah, dan pemerintah daerah dalam keberhasilan program ini. “Pangkal pendidikan tetap di keluarga. Sekolah hanya membantu, jadi keterlibatan orang tua sangat penting,” jelasnya.

Ia mengusulkan agar program ini dirancang bersama Dinas Pendidikan dan lembaga terkait, bukan hanya fokus pada latihan fisik, tetapi juga membentuk karakter siswa secara utuh.

Senyum Ceria Sejak Dini: Dokter Imbau Periksa Gigi Anak Sejak Gigi Pertama Tumbuh

“Harus ada integrasi. Latihan di barak itu bukan sekadar fisik, tetapi juga pembentukan nilai, kedisiplinan, dan tanggung jawab,” tegasnya.

Iwan juga membuka kemungkinan agar konsep ini masuk ke dalam kurikulum pendidikan sebagai muatan lokal, agar lebih relevan dengan kondisi sosial tiap daerah.

“Kalau jadi muatan lokal, masa belajar siswa tetap terjaga, dan ada ruang sistematis untuk membina karakter mereka,” tambahnya.

Program pendidikan karakter berbasis barak saat ini sudah berjalan di beberapa daerah, termasuk Kota Bogor. Wali Kota Dedie Rachim bersama Kodim 0606 telah membuka pendaftaran untuk siswa bermasalah, dengan lokasi pelatihan di Batalyon 315.

Bahkan, antusiasme masyarakat cukup tinggi. Beberapa orang tua dari luar Jawa Barat, seperti Sumatera Selatan, datang langsung untuk mendaftarkan anak mereka.

Gubernur Dedi Mulyadi menegaskan bahwa pelatihan ini bukanlah bentuk hukuman, melainkan wujud kepedulian negara terhadap generasi muda. “Sebanyak 273 siswa sudah lulus pelatihan dua minggu di Purwakarta dan Lembang. Ini bentuk nyata kehadiran negara,” ucapnya.

Iwan Suryawan menegaskan bahwa program ini harus dijalankan dengan pendekatan yang tetap manusiawi dan mendidik. “Kita tidak ingin mereka hanya takut. Kita ingin mereka sadar, bertanggung jawab, dan punya arah hidup,” tutupnya.

Program ini diharapkan menjadi solusi alternatif dalam membina karakter generasi muda, asalkan dilakukan secara terintegrasi, sistematis, dan penuh kasih sayang.

Mungkin Anda Menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *