Panas Ekstrem Picu Kenaikan Risiko Kanker pada Perempuan di Kawasan Rentan

Denting.id – Perubahan iklim bukan hanya soal suhu yang kian membara, tetapi juga menyimpan ancaman yang lebih sunyi: meningkatnya risiko kanker pada perempuan. Studi terbaru mengungkap, panas ekstrem yang melanda negara-negara di Timur Tengah dan Afrika Utara ternyata berkaitan erat dengan naiknya angka kematian akibat kanker di kalangan wanita.

Dalam dua dekade terakhir, negara-negara di kawasan Timur Tengah dan Afrika Utara mengalami lonjakan suhu yang signifikan. Seiring dengan itu, para peneliti menemukan kecenderungan meningkatnya angka kematian akibat kanker payudara, ovarium, rahim, dan serviks pada perempuan di wilayah tersebut.

Temuan ini dipublikasikan dalam jurnal ilmiah Frontiers in Public Health pada Selasa (27/5), dan menjadi bagian dari rangkaian studi yang menelusuri dampak perubahan iklim terhadap kesehatan global.

Peneliti menemukan adanya korelasi yang bermakna antara paparan suhu ekstrem dengan kenaikan kasus kanker, meskipun peningkatannya disebut “kecil namun signifikan”. Menurut laporan The Washington Post, salah satu faktor utama yang diduga berperan adalah meningkatnya paparan radiasi ultraviolet dan polusi udara, yang semakin parah akibat penipisan lapisan ozon serta kebakaran hutan.

“Hal ini dapat meningkatkan paparan terhadap berbagai macam agen yang terkait dengan risiko kanker,” ujar Irina Stepanov, profesor kesehatan masyarakat dari Pusat Kanker Masonik Universitas Minnesota.

Radiasi UV yang berlebihan, menurut para ilmuwan, berpotensi merusak DNA dan memicu pertumbuhan sel abnormal. Di sisi lain, kualitas udara yang menurun akibat polutan seperti partikel halus dan bahan kimia organik juga dapat memperburuk risiko penyakit kronis, termasuk kanker.

Temuan ini menjadi pengingat bahwa perubahan iklim tidak hanya berdampak pada lingkungan, tetapi juga pada tubuh manusia terutama kelompok rentan seperti perempuan.