Jakarta, Denting.id – Menteri Sosial Saifullah Yusuf atau yang akrab disapa Gus Ipul menyatakan bahwa dorongan masyarakat agar aktivis buruh Marsinah dianugerahi gelar Pahlawan Nasional mendapat respons yang positif. Meski demikian, ia menegaskan bahwa pengusulan gelar tersebut harus tetap melalui mekanisme resmi dari tingkat daerah.
“Ya, kan harus dari bawah dulu. Jadi sambutannya cukup baik di masyarakat. Tapi tetap melalui proses di tingkat kabupaten di mana Marsinah dilahirkan,” kata Gus Ipul saat ditemui di kantornya, Rabu (28/5/2025).
Menurutnya, prosedur pengajuan gelar Pahlawan Nasional harus dimulai dari pemerintah kabupaten, diteruskan ke pemerintah provinsi, dan kemudian diajukan ke pemerintah pusat melalui Kementerian Sosial.
“Nanti diteruskan oleh Bupati ke Gubernur baru ke sini. Ya, semuanya harus prosesnya seperti itu,” jelasnya.
Aspirasi Publik Jadi Pertimbangan
Gus Ipul mengapresiasi perhatian dan antusiasme masyarakat terhadap figur Marsinah. Ia menyebutkan bahwa aspirasi publik merupakan bagian penting dalam proses pengusulan gelar kepahlawanan.
“Respon masyarakat bagus tuh. Ya, lumayan. Artinya ada sambutan lah. Saya nggak bisa ukur persis, tapi ada sambutan yang cukup baik ya,” ujarnya.
Ia juga menambahkan bahwa pembahasan mengenai pemberian gelar Pahlawan Nasional untuk tahun ini akan dilakukan oleh tim ad hoc yang akan bersidang pada bulan Juni 2025. Forum ini merupakan agenda rutin yang membahas sejumlah nama calon pahlawan dari berbagai daerah.
“Kalau itu (tim ad hoc) kan rutin aja. Untuk pahlawan tahun ini kan dibahas di bulan Juni,” kata Gus Ipul.
Marsinah, Ikon Perjuangan Buruh Perempuan
Marsinah dikenal sebagai simbol perjuangan buruh perempuan di era Orde Baru. Ia aktif memperjuangkan hak-hak buruh di kawasan industri Sidoarjo, Jawa Timur. Pada 8 Mei 1993, ia ditemukan tewas secara mengenaskan. Hingga kini, kasus kematiannya masih dianggap sebagai pelanggaran HAM berat yang belum sepenuhnya terungkap.
Baca juga : Menteri PANRB, Usulan Perpanjangan Usia Pensiun ASN Perlu Kajian Mendalam
Meski sudah tiga dekade berlalu, Marsinah tetap dikenang sebagai ikon perjuangan buruh dan simbol keberanian perempuan dalam menuntut keadilan sosial.