Jakarta, denting.id – Momentum perpisahan tak selalu penuh haru. Di Gedung Sekretariat Kabinet, akhir pekan ini menjadi panggung hangatnya dialog strategis antara Indonesia dan Jerman, ketika Duta Besar Ina Lepel berpamitan sembari membahas arah baru kerja sama dua negara sahabat.
Pertemuan hangat dan bermakna terjadi di Gedung Sekretariat Kabinet, Sabtu (14/6), ketika Sekretaris Kabinet (Seskab) Teddy Indra Wijaya menerima kunjungan Duta Besar Jerman untuk Indonesia, Ina Lepel. Pertemuan ini menjadi momen perpisahan sekaligus ajang refleksi dan diskusi terkait penguatan hubungan bilateral Indonesia Jerman ke depan.
Dubes Ina Lepel dijadwalkan segera mengakhiri masa tugasnya di Indonesia setelah mengabdi selama 3,5 tahun. Meski berpamitan, ia menyempatkan diri untuk berdiskusi langsung dengan Seskab Teddy mengenai arah masa depan kerja sama kedua negara.
“Senang bisa berdiskusi dengan Ibu Ina Lepel yang telah berperan penting mempererat hubungan Indonesia dan Jerman. Pertemuan ini bukan hanya perpisahan, tapi juga awal dari harapan baru dalam kemitraan strategis kedua negara,” ujar Teddy.
Ia menekankan bahwa di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto dan Kanselir Friedrich Merz, hubungan Indonesia–Jerman diharapkan semakin kokoh, terutama dalam bidang ekonomi, energi terbarukan, inovasi industri, dan pendidikan.
“Jerman adalah mitra strategis Indonesia di Eropa. Dengan kekuatan ekonominya yang besar, Jerman menempati posisi penting dalam kerja sama internasional kita,” tambah Teddy.
Komitmen hubungan erat ini juga terlihat dari kehadiran Utusan Khusus dan mantan Presiden Jerman Christian Wulff pada pelantikan Presiden Prabowo pada 20 Oktober 2024 lalu.
Friedrich Merz, yang resmi menjabat Kanselir Jerman sejak 6 Mei 2025, menggantikan Olaf Scholz, juga menandai babak baru dalam dinamika politik dan diplomatik Jerman. Ia berasal dari partai konservatif Christian Democratic Union (CDU) dan diharapkan memperkuat jembatan kerja sama Eropa–Asia, khususnya dengan Indonesia.
Hubungan diplomatik antara Indonesia dan Jerman sendiri telah berlangsung selama 73 tahun sejak pertama kali dibuka pada tahun 1952, menjadikan kedua negara sebagai mitra lama dengan potensi baru yang terus berkembang.
“Semoga kemitraan ini terus tumbuh dan memberi manfaat besar bagi kedua bangsa,” tutup Teddy.
Baca juga : MPR RI Gandeng Kampus, Kukuhkan Mahasiswa Sebagai Penjaga Moral Kebangsaan Era Digital