Jakarta, Denting.id – Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, dijadwalkan melakukan kunjungan resmi ke Arab Saudi dalam waktu dekat. Kunjungan ini akan menjadi bagian dari strategi diplomasi bilateral, khususnya dalam penguatan kerja sama di bidang penyelenggaraan ibadah haji.
Menteri Agama Nasaruddin Umar menyampaikan bahwa diplomasi haji merupakan langkah strategis yang akan langsung dijelaskan oleh Presiden Prabowo saat pertemuan dengan otoritas Arab Saudi.
“Diplomasi haji nanti akan dijelaskan langsung oleh Presiden Prabowo. Tidak etis kalau saya mendahului. Tapi insyaallah kita serahkan kepada beliau,” ujar Nasaruddin dari Jeddah, Selasa (17/6/2025).
Perkuat Layanan dan Perlindungan Jamaah
Menurut Nasaruddin, diplomasi haji menjadi instrumen penting dalam membangun kerja sama strategis antara kedua negara, khususnya untuk memperkuat tata kelola dan efektivitas layanan haji ke depan.
Ia menambahkan, secara umum penyelenggaraan ibadah haji tahun 2025 berlangsung lebih tertib dan terkendali. Pergerakan jamaah dari Makkah ke Madinah dan Jeddah berjalan lancar sesuai rencana tanpa hambatan berarti.
“Alhamdulillah sekarang semuanya berjalan lancar. Kita sudah temukan polanya, sehingga tidak ada lagi kendala dalam pergerakan jamaah,” ungkapnya.
Layanan transportasi antar-jemput dari hotel ke Masjidil Haram di Makkah juga dinilai berjalan optimal dengan operasional sepanjang hari. Sementara itu, seluruh hotel di Madinah yang dikontrak pemerintah berada dalam radius 500 meter dari Masjid Nabawi, memudahkan akses beribadah.
Jamaah Selesaikan Seluruh Rangkaian Haji
Amirulhaj melaporkan bahwa seluruh jamaah haji Indonesia telah menyelesaikan rangkaian ibadah haji. Bagi jamaah yang sakit atau belum ditemukan, telah dilakukan prosesi badal haji secara resmi.
“Tidak ada satu pun jamaah kita yang tidak melaksanakan ibadah haji. Semuanya sudah tertangani, termasuk yang dibadalkan,” terang Nasaruddin.
Layanan konsumsi juga mendapat apresiasi dari jamaah. Makanan dinilai melimpah dan disediakan secara konsisten, menjadi indikator bahwa perbaikan sistem logistik telah menunjukkan hasil positif.
Evaluasi dan Perbaikan Sistem
Meski pelaksanaan haji tahun ini relatif terkendali, pemerintah tetap mencatat beberapa catatan penting yang akan dievaluasi. Di antaranya adalah perbedaan data antara sistem Indonesia dan syarikah, penempatan jamaah yang belum seimbang di Mina, dan keterlambatan makanan di beberapa hotel pada fase awal kedatangan.
“Komunikasi data sangat penting. Ini harus diperkuat. Penempatan jamaah dan distribusi logistik juga harus lebih presisi dan sesuai kapasitas,” tegas Nasaruddin.
Pemerintah juga akan mengevaluasi penerapan sistem multisyarikah, yakni penggunaan banyak penyedia layanan. Sistem ini dinilai memiliki keunggulan dan tantangan tersendiri, terutama dalam hal integrasi data dan koordinasi.
Jika sistem komunikasi dan koordinasi dapat disempurnakan, lanjutnya, jumlah penyedia tidak akan menjadi kendala utama dalam pelayanan jamaah.
Diplomasi Prabowo Jadi Kunci Perbaikan Haji 2026
Pemerintah menegaskan komitmennya untuk menyusun laporan evaluasi menyeluruh sebagai dasar penyempurnaan penyelenggaraan haji 2026. Kunjungan Presiden Prabowo ke Arab Saudi disebut sebagai bagian penting dari proses perbaikan tersebut.
Baca juga : Kunjungan Kenegaraan Perdana, Presiden Prabowo Disambut Meriah di Singapura
“Dukungan diplomasi Presiden Prabowo akan menjadi elemen penting dalam proses ini, sekaligus memperkuat posisi Indonesia dalam kerja sama internasional bidang haji,” pungkas Nasaruddin.