Jakarta, denting.id – Di tengah tantangan zaman yang serba tak terduga, pemerintah menggagas penguatan ekonomi desa melalui langkah kolaboratif antara dua kekuatan lokal: Koperasi Merah Putih dan BUMDes. Sinergi ini diyakini menjadi kunci tumbuhnya desa mandiri dan berdaya saing.
Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PM) mendorong lahirnya kerja sama strategis antara Koperasi Merah Putih dan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes), sebagai motor penggerak ekonomi lokal yang lebih adaptif dan berkelanjutan.
Deputi Bidang Koordinasi Pemberdayaan Masyarakat Desa, Daerah Tertinggal, dan Daerah Tertentu, Abdul Haris, menyatakan bahwa sinergi dua entitas ini dapat menjadi solusi konkret dalam menghadapi disrupsi global yang turut berdampak hingga ke level desa.
“Kolaborasi Koperasi Merah Putih dan BUMDes bukan hanya soal ekonomi. Ini tentang keberlanjutan, penciptaan lapangan kerja, dan pemerataan kesejahteraan desa secara menyeluruh,” ujarnya dalam keterangan pers di Jakarta, Jumat (21/6).
Ia menyebut bahwa Koperasi Merah Putih merupakan program prioritas nasional dari Presiden Prabowo Subianto, sementara BUMDes telah menjadi tulang punggung ekonomi lebih dari 68.000 desa selama satu dekade terakhir.
Namun, agar kolaborasi tersebut berjalan optimal, Abdul Haris menekankan pentingnya pendampingan multipihak, termasuk dari perguruan tinggi. “Perguruan tinggi dapat memberi kontribusi melalui riset, pelatihan, hingga kuliah kerja nyata (KKN) untuk memperkuat kapasitas pengelola di desa,” tambahnya.
Tak hanya itu, pihak swasta dan BUMN juga diharapkan hadir sebagai mitra dalam penyediaan akses pendanaan serta pelatihan manajemen keuangan dan tata kelola yang profesional.
Menurut Haris, kolaborasi ini juga harus diarahkan pada transformasi kelembagaan desa yang mampu menjawab tantangan digitalisasi, perubahan iklim, hingga tuntutan ekonomi hijau yang terus menguat di masa kini.
“Desa harus siap menyongsong masa depan. Dan kolaborasi adalah fondasi untuk mencapainya,” tutupnya.